tag:blogger.com,1999:blog-18460291485411373072024-03-13T16:14:27.420+07:00ocehanbegawanSekedar kumpulan coretan yang berisi prasangka, persepsi, dan asumsi semata terhadap dunia sekeliling saya.ichsandayathttp://www.blogger.com/profile/01801610180277440454noreply@blogger.comBlogger22125tag:blogger.com,1999:blog-1846029148541137307.post-48905050453788825682016-11-27T17:05:00.003+07:002016-11-27T17:05:54.727+07:00Tujuh Tahun Kemudian2009, adalah tahun terakhir kali saya membuka blog ini, dan itupun cuma ada beberapa post super ga penting dan kacangan. Berawal dari demam blogspot dan wordpress di tahun 2007, saya sebagai anak baru gedhe pengikut aliran kebanyakan berusaha ikut meramaikan jagat blogpshere yang ternyata hanya bertahan selama 2 tahun saja. <br />
<br />
2016, selama tujuh tahun ini saya masih mengakui bahwa ocehanbegawan.blogspot.com ini adalah blog milik saya, karenanya info keberadaan blog ini belum dihapus di bio twitter saya @ichsandayat . Butuh usaha yang cukup menuntut kesabaran untuk mengorek dan menemukan kembali akun ini sehingga bisa masuk dan menulis kembali di sini. Tidak seperti akun facebook masa lampau yang selalu memberikan kejutan betapa "anu"nya kita, akun blog berasa lebih bijak dalam mempermalukan kita. Pun akun ini, setelah saya baca keseluruhan isi nya, tidak banyak yang bisa membuat saya malu, kecuali isi tulisannya yang memang "ga ada apa-apanya".<br />
<br />
Tujuh tahun berlalu, dan saya berhasil memegang kembali dashboard akun ini, lalu apa? Sementara, saya hanya akan menginformasikan update kehidupan saya. Ya, hanya ini yang bisa diberikan otak saya saat ini. Saya berhasil lulus dari kampus hijau di Solo di tahun 2013, dengan dikurangi angka 2007, berarti butuh kurang lebih 5,5 tahun *tidak mau dibilang 6 th* untuk menyelesaikan studi. Bukan hanya gara-gara skripsi yang membuat saya mengulur-ngulur waktu untuk lulus, tapi ada beberapa urusan personal yang bahkan saya tidak bisa cerita ke ibu saya kala itu. Alasan yang sering saya gunakan dan cukup membuat kepala tegak hanyalah, "banyak proyek dosen, jadinya lalai nyelesein skripsi".<br />
<br />
Setelah lulus, saya bekerja di sebuah perusahaan retail yang bermarkas di Jakarta, kota yang dulunya saya selalu bilang, "ga mau kerja di sana" karena keruwetannya yang kesohor di beritakan media. Ketika banyak teman saya jadi melebar setelah bekerja, hal itu tidak berlaku bagi saya. Tidak banyak yang berubah dari perawakan saya, masih kurus, cuma kata orang sekarang lebih bersih dan terawat (*berarti dulu buluk kali ya). Saya masih suka baca Komik, buku peristiwa sejarah / fiksi sejarah, main ke museum / situs-situs bersejarah, nonton anime dan tokusatsu, serta JKT 48. Ya, saya masih seperti dulu.<br />
<br />
Sudah menikah, Mas? ichsandayathttp://www.blogger.com/profile/01801610180277440454noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1846029148541137307.post-31064349034211262332009-05-05T21:49:00.000+07:002009-05-05T22:32:48.080+07:00antara kopi, bangun pagi, dan munculnya anak rajin<div align="justify"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjgtDOL1U464vWarzetdw-dTBiIfO6Lhu90bkHdnRDDKkRSt_gXFcDCMEbrcX7GqisbH_fpW4AWdIJwHa6TTOzL7rycSODXyP3oZOXxsD58EG-Kr-k6D2OGQLnoD3PbWl8HHSgd8Hb_VDal/s1600-h/2036286348_0b5b217b4e.jpg"><img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjgtDOL1U464vWarzetdw-dTBiIfO6Lhu90bkHdnRDDKkRSt_gXFcDCMEbrcX7GqisbH_fpW4AWdIJwHa6TTOzL7rycSODXyP3oZOXxsD58EG-Kr-k6D2OGQLnoD3PbWl8HHSgd8Hb_VDal/s200/2036286348_0b5b217b4e.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5332359909907065842" /></a>Antara kopi, bangun pagi, dan anak rajin, korelasi seperti apakah yang menghubungkan antara ketiganya? Bagaimana bentuk korelasi tersebut? Dengan rumus apa pengetesan hipotesis dilakukan? (<i>jdug</i>..dipukul temen2 yang belum lulus statistik (^.^v).<br /></div><br /><div align="justify">Sekali lagi, antara kopi dan bangun pagi, ada apakah gerangan dengan dua jenis barang/makhluk yang berlainan dimensi itu? Mungkin karena ngopi, gak bisa tidur, begadang semaleman, terus gak bisa bangun pagi. Mungkin karena ngopi, maka mata melotot sampai pagi, langsung tidur siang, jadi gak punya waktu untuk bangun pagi.<br /><br /></div><div align="justify"> Motivasi bangun pagi, kembali ketemu kata pagi. Sebenarnya apa yang menarik dengan pagi? Waktu yang enak buat berfikir (jawaban orang bener), waktu yang ngebetein karena harus diteriakin nyokap buat bangun (jawaban orang males). Satu yang perlu diingat, entah “quote” dari siapa, entah stereotip itu muncul darimana, entah siapa yang mempercayai, ada anggapan <s>aneh</s> yang intinya ‘orang yang bangun pagi adalah orang yang rajin, orang yang pinter, blablabla.., dan berlaku sebaliknya, orang yang selalu kesiangan adalah orang males, orang goblog, orang idiot, orang moron, blablabla..’ .Sungguh TErlalu………..sungguh teganya……<br /><br /></div><div align="justify">Hmm..kopi bagi gue (sumpah lidah kelu bilang “gue”), merupakan salah satu motivasi buat bangun pagi (ingat! Pagi gw ama elu mungkin beda, bahkan mungkin jauh beda). Walaupun sama sekali bukan penikmat kopi yang merelakan duitnya buat beli kopi dari campuran kotoran luwak, namun menikmati kopi apa aja di pagi hari merupakan sensasi yang luar biasa di tiap hari gue. Nah, karena kebiasaan bangun pagi (ingat, pagi gw……) maka orang2 yang pernah idup ama gue sering memberikan stereotip yang salah pada gue, masa’ gue dibilang ANAK RAJIN-lah, ANAK PINTER-lah, ANAK BAEK-lah, dan semacamnya.<br /><br /></div><div align="justify">Masalahnya muncul ketika pas hari biasa (maksudnya gak punya tugas darurat) gue gak punya alasan buat bangun pagi, yaitu pas kopi abis, atau pas air abis. Seperti hamper dua minggu ini, air di kamar gue kosong, persediaan kopi pun di-utang temen2 gak jelas di kosan gue, jadilah gue selalu bangun siang (ingat!siang gw ama elu mungkin beda!), nah jadilah gue sebagai anak males, anak tukang tidur, anak yang selalu acak adul, dan semacamnya.<br /><br /></div><div align="justify">Berdasarkan uraian yang panjang, melelahkan, nan tidak bernilai tersebut, bisa disimpulkan bahwa terdapat <strong>hubungan yang signifikan</strong> antara <strong>kopi, bangun pagi, dan munculnya anak rajin</strong>. Pesan terakhir, jangan pernah tertipu dengan orang yang mengaku ataupun diakui sebagai anak rajin, hanya gara-gara dia bangun pagi. Sungguh!itu adalah anggapan yang bodoh dan menyesatkan. Demikian dari gue, kurang lebihnya mohon maaf, wabillahitoufiq wal hidayah..wassalamu’alaikum warahmatullohi wabarokatuh.<br /><br /></div><span><span style="font-size:85%;">Akhirnya bisa membuka lembaran hitam busuk ini lagi, kangen juga ternyata, hagh2..</span><br /><br /></span>ichsandayathttp://www.blogger.com/profile/01801610180277440454noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-1846029148541137307.post-24521825584238579412009-04-02T22:31:00.000+07:002009-04-02T22:46:23.447+07:00tribute to hapeku<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzWjmRiptQAFtx8M3zD83I-n-Pq58rlBftv0XbQEyOyeRBGMjQV1PS_e3vc2F9xv1VTeqaSWz4tDbX1zqGYBWsQN9rXoyfMLP0NF1lvWiLM80Dl2FrfBXCM0AuwmKIkPeDu7zkpAJ7-8in/s1600-h/crop2.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 294px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzWjmRiptQAFtx8M3zD83I-n-Pq58rlBftv0XbQEyOyeRBGMjQV1PS_e3vc2F9xv1VTeqaSWz4tDbX1zqGYBWsQN9rXoyfMLP0NF1lvWiLM80Dl2FrfBXCM0AuwmKIkPeDu7zkpAJ7-8in/s320/crop2.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5320119114099350546" border="0" /></a><br /><div style="text-align: justify;">Hape?benda mirip walkie talkie ini mengalami perkembangan yang amat pesat. Dari yang dulunya segede batu bata, sampai yang sekarang dipencet tombolnya aja susah, dari dulu yang harganya mulai jutaan, sampai sekarang cuma satu sembilan sembilan ribu. Sebagai homo sapien yang hidup di dunia modern, hape berhukum sunnah muakad untuk ditenteng kemanapun, bahkan ke kamar mandi sekalipun (he..ini sampelnya di kosan saya). Yup..benda kecil mirip walkie talkie ini sudah lebih dari sekedar alat komunikasi.<br /><br /></div><div style="text-align: justify;">Jika kebanyakan orang membicarakan hape terbaru, dengan bejibun macam fitur ciamiknya (bahkan ibuk2 yang taunya cuma sms dan telpon-pun beli hape yang teknologinya diluar batas pengetahuannya..), disini dengan sangat rendah hati saya cuma kepengen pamer hape saya. Motorola C381, ada yang tahu??ha..itu hape jadul yang saya beli pas akhir2 kelas satu SMA, sekitar tahun 2005-an. Benda inilah yang sampai sekarang tarus menguntit-ti saya, yang mengirimkan lidah saya kepada teman-teman saya, yang dulu telah mengenalkan saya akan indahnya masa SMA (wow..), pokoknya soulmate pisan! Dengan semakin murahnya tarif gprs dari provider, sekarang hape super jadul dengan GPRS .10 inipun cukup ciamik buat dijadi-in modem internet, apalagi akhir tahun 2008 kemaren si _IM3 ngeluncurin pulsa GPRS, 5 ribu perak buat 250 menit, weleh..berasa gak salah pilih pasangan. Andai ibu peri merubahnya jadi manusia..halah!!!!!<br /><br /></div><div style="text-align: justify;">Terpaksa ngeposting-in ini tulisan gak penting, karena, (satu) pengen posting, (dua) pengen mengucapkan terima kasih dan kebanggaan yang mendalam kepada hape ku itu, maafkan diriku yang selalu mengabaikan kesehatanmu, (tiga) sebagai wujud self defence mechanism karena sudah 4 tahun belum ganti hape (lho..!)<br /></div>ichsandayathttp://www.blogger.com/profile/01801610180277440454noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1846029148541137307.post-66257727097509666862009-03-19T10:07:00.000+07:002009-03-18T22:41:59.591+07:00ihsan<div style="text-align: justify;"><span style="font-style: italic;font-family:georgia;" >“Ternyata, ihsan itu susah. Jangankan dapet predikat ihsan, jadi muttaqin aja susah, jadi al Bir aja kaya mimpi, apalagi ihsan?kamu ngerasa gag?”</span><span style="font-family:georgia;"> Itu sms yang saya terima tadi siang, Rabu 18 Maret 2009 jam 13.50 (jam dua kurang 10 menit), pas mau sholat dzuhur, yang seharusnya 2 jam sebelumnya. Sms tadi dikirim oleh teman saya, </span><meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 11"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 11"><link style="font-family: georgia;" rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5Csalwa%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C03%5Cclip_filelist.xml"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><style> <!-- /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} @page Section1 {size:612.0pt 792.0pt; margin:72.0pt 90.0pt 72.0pt 90.0pt; mso-header-margin:36.0pt; mso-footer-margin:36.0pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--><span style=";font-family:georgia;font-size:85%;" ><s>cewek</s> </span><span style="font-family:georgia;">wanita, yang aktivis masjid, aktivis liqo’, dan lain sebagainya kayaknya, dan dikirimkan kepada saya, orang ranggenah ini dengan kalimat terakhir</span><span style="font-style: italic;"><span style="font-family:georgia;"> “kamu ngerasa gag?” .</span>
<br />
<br /><center><a href="http://s229.photobucket.com/albums/ee224/ichsan_2007/?action=view&current=1.jpg" target="_blank"><img src="http://i229.photobucket.com/albums/ee224/ichsan_2007/1.jpg" alt="Photobucket" border="0" /></a></center>
<br /></span><span style="font-family:georgia;">Sekedar pemberitahuan, nama lengkap saya Ichsan Nur Hidayat ; Ichsan (ihsan) : baik; nur :cahaya; hidayat : petunjuk. Jadi “kasarane” maksud bapak-ibuk saya ngasih nama ke saya itu supaya bisa menjadi “cahaya petunjuk yang baik”..weleh…weleh..dan pertanyaannya bener banget <span style="font-style: italic;">“ihsan (ini panggilan saya) kamu ngerasa gak?”</span>..%$^#&*</span>
<br /></div>ichsandayathttp://www.blogger.com/profile/01801610180277440454noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-1846029148541137307.post-78156090855671555742009-03-12T09:12:00.000+07:002009-03-11T20:27:34.402+07:00Pemilu, ku, mu, nya<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh26QEDwmwqJAVlbw4xWYiTfN0SNjTTU5TlqxyVafPnTVmf8OrlclDYw7BkEo3LIAHgzJvjQeyvWU3aIEpQrK5WfnjB6XUPQrbUelFKewnZhxQXpzEeNDJPeo0vTzTe2q8gCyX28vFDFvoR/s1600-h/logo_pemilu.gif"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 197px; height: 249px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh26QEDwmwqJAVlbw4xWYiTfN0SNjTTU5TlqxyVafPnTVmf8OrlclDYw7BkEo3LIAHgzJvjQeyvWU3aIEpQrK5WfnjB6XUPQrbUelFKewnZhxQXpzEeNDJPeo0vTzTe2q8gCyX28vFDFvoR/s320/logo_pemilu.gif" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5311919599718000786" border="0" /></a>
<br /><div style="text-align: justify;">Dulu, jaman-jaman Indonesia masih gaptek ( “jaman baheula” maksudnya) ada mars pemilu yang nyampe sekarangan masih cukup terngiang di telinga saya. Pemilu 2009 kayaknya juga ada marsnya, hanya saja gak pernah dengar, gak ada yang ngedengerin juga. Kembali ke jaman Indonesia masih gaptek, salah satu lirik pemilu dulu yang saya inget bunyinya gini <span style="font-style: italic;">“pemilihan umum telah memanggil kita/s’luruh rakyat menyambut gembira..”</span>blablabla..dst.(ha2..). “s’luruh rakyat menyambut gembira”, sebuah kalimat yang mengisyaratkan adanya PESTA RAKYAT.
<br />
<br />Membaca kompas kemarin atau kalo gak ya kemarinnya, ada wacana yang mempertanyakan sebenarnya “untuk siapa pemilu kali ini”. Pertanyaan yang menurut saya PAS sekali, ditengah apatisnya saya dan mungkin anda. Untuk kasus saya, caleg tidak ada yang kenal (jangan2 gara-gara autis kemaren!), tahunya cuma caleg luar daerah yang mempunyai strategi kampanye luar biasa efektif dengan masuk TV dan diulas banyak kalangan, yaitu caleg2 yang NYOLONG MOTOR, caleg-caleg yang jadi BANDAR NARKOBA, dan sejenisnya.
<br />
<br />Setelah bosen melihat caleg, iseng-iseng melihat baliho-baliho partai, hmm…ada <span style="font-weight: bold;">“partainya”</span> Bu Anu, ada <span style="font-weight: bold;">“partainya”</span> Pak Anu, ada <span style="font-weight: bold;">“partainya”</span> Pak Fulan, ada <span style="font-weight: bold;">“partainya”</span> Bu Fulanah, dan<span style="font-size:78%;"> perusahaan</span> partai sejenisnya. malahan jangan-jangan sudah ada yang nyiapin pewaris.he2.. Yang paling membuat saya super jengah terhadap para partai dan para caleg adalah seringnya bawa-bawa foto beliau-beliau yang telah wafat, mungkinkah gak pede dengan kemampuan sendiri, hingga harus pinjam kekuatan dunia lain. Saya pernah ngobrol-ngobrol dengan teman masalah partai yang menjual “dunia lain” itu, ada yang jawab mungkin; visinya sama, atau semangatnya sama. Ada juga <span style="font-size:78%;">teman</span> saya yang bilang, Hmm..bullshit,,<meta equiv="CONTENT-TYPE" content="text/html; charset=utf-8"><title></title><meta name="GENERATOR" content="OpenOffice.org 2.4 (Win32)"><style type="text/css"> <!-- @page { size: 8.5in 11in; margin: 0.79in } P { margin-bottom: 0.08in } --></style><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify"> </p>Gedung dewan, ada apa di sana? ada petugas kebersihan yang mengaku sering menyapu “sarung pisang” di kala pagi. Yah, khusnudzon aja, pak2 (jamak) dewan baru pada belajar jadi sales kondom, atau baru ada agenda rapat serius mengenai “keamanan” dan “kenyamanan” kondom. Pokokke khusnudzon aja. Ada berita korupsi? Udah bukan berita. Jadi no comment aja.
<br />
<br />Dulu, pernah terjadi jaman dimana Indonesia masih gaptek, pernah terjadi jaman dimana saya dan orang-orang semangat nyanyi <span style="font-weight: bold;">“pemilihan umum telah memanggil kita/s’luruh rakyat menyambut gembira”,,</span>
<br />
<br /><span style="font-size:85%;">*bukan bermaksud meng-compare kan dulu dan sekarang, tapi “posisi keberadaan('nya')”</span></div>ichsandayathttp://www.blogger.com/profile/01801610180277440454noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1846029148541137307.post-18008922941858549492009-02-28T21:05:00.000+07:002009-02-28T07:13:04.285+07:00Squidward<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjj2QoSltelc10fq3ZGI6Lu7iHgYZwLrAr9zx5Zis54NnVmS5B1oU4j2Fpoaf2k_UicrESEQcb2nmbKktiA-3WPfHecgByWIU3Nr6TPsjVWIkUxmQL887HsbJAXyUvWdVKgeYtDwAai9rPk/s1600-h/i231203827_87874_2.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 213px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjj2QoSltelc10fq3ZGI6Lu7iHgYZwLrAr9zx5Zis54NnVmS5B1oU4j2Fpoaf2k_UicrESEQcb2nmbKktiA-3WPfHecgByWIU3Nr6TPsjVWIkUxmQL887HsbJAXyUvWdVKgeYtDwAai9rPk/s320/i231203827_87874_2.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5307633744394497906" border="0" /></a>
<br />
<br /><meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 11"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 11"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5Csalwa%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><style> <!-- /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} @page Section1 {size:612.0pt 792.0pt; margin:72.0pt 90.0pt 72.0pt 90.0pt; mso-header-margin:36.0pt; mso-footer-margin:36.0pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} /* List Definitions */ @list l0 {mso-list-id:2022275834; mso-list-type:hybrid; mso-list-template-ids:-1266368586 1734216530 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;} @list l0:level1 {mso-level-number-format:alpha-lower; mso-level-tab-stop:54.0pt; mso-level-number-position:left; margin-left:54.0pt; text-indent:-18.0pt;} ol {margin-bottom:0cm;} ul {margin-bottom:0cm;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;">Squidward, seperti namanya, squid, ikan cumi-cumi (termasuk ikan gak sih?). Makhluk <span style=""> </span>ini merupakan salah satu karakter dalam kisah Spongebob, kartun nickelodeon yang selalu setia menjadi teman minum kopi saya setiap pagi. Saya teringat dia karena secara tidak terduga semalam hp saya menampilkan tulisan yang intinya menanyakan ”gimana sih caranya menutup diri ?”. Pertanyaan ini boleh dibilang tidak aneh dialamatkan pada saya yang saya sadari memang mengindikasikan hal itu, dan<span style=""> </span>setelah saya tanyakan kepada si empunya sms dia juga berpendapat serupa (huhu..), padahal ada yang kayaknya lebih <a href="http://gelaskecil.wordpress.com/" target="_blank">aneh</a> (he2..).
<br /></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;">
<br /></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;">Terus, apa hubungannnya dengan Squidward??hmm..gak ada sih, cuma squidward itu.. </p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="" lang="SV"><span style="">a.<span style=";font-family:";font-size:7;" > </span></span></span><!--[endif]--><span style="" lang="SV">sedikit mempunyai aktivitas yang memberikan kesenangan<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="" lang="SV"><span style="">b.<span style=";font-family:";font-size:7;" > </span></span></span><!--[endif]--><span style="" lang="SV">emosi dingin, afek mendatar, dan tidak peduli<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="" lang="SV"><span style="">c.<span style=";font-family:";font-size:7;" > </span></span></span><!--[endif]--><span style="" lang="SV">hampir selalu memilih aktivitas yang dilakukan sendiri<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><span style="" lang="SV"><span style="">d.<span style=";font-family:";font-size:7;" > </span></span></span><!--[endif]--><span style="" lang="SV">tidak mempunyai teman dekat atau hubungan pribadi yang akrab <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">lha sialnya...setiap kali nonton si tentakel maen film, kok kayaknya ngerasa mirip aja. DAN ditambah lagi, 4 poin di atas adalah 4 dari 10 poin yang tercantum dalam ”pedoman penggolongan dan diagnosis gangguan jiwa” dengan kode F60.1, yaitu gangguan kepribadian skizoid, yang untuk diagnosis dibutuhkan paling sedikit 3 dari 10 poin itu (ini <i style="">”ngepek”</i> lho...nggak ngarang).weleh..weleh..”<b style="">gak nyangka bisa curhat</b>”.. (ntah sejak kapan saya jadi suka kata ’weleh’nya Kak Seto, he2..), jadi intinya, gak ada intinya, Cuma pengen ngasih tahu aja kalo psikologi tu asik. Dimana bagian ngasih taunya??ya ada. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">
<br /></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Yang terakhir, sebagai calon begawan, jadi ya ber”wejang”, gak usah deh kepengen jadi orang tertutup, serius gak enak, pasti nyesek banget!! Itu kutukan,,lebih baik menolong saya keluar dari kutukan itu..<o:p></o:p></span></p> ichsandayathttp://www.blogger.com/profile/01801610180277440454noreply@blogger.com8tag:blogger.com,1999:blog-1846029148541137307.post-85360945091980162322009-02-01T07:25:00.000+07:002009-02-01T07:57:19.074+07:00barang haram katanya<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipHWO8lE9I_GzNAihfGjs48dunjJ-UX3Plu3MFvNKYnJ7yZ6OrJ5mDUvMdiuniE_2BZ3XWcRYcZ1RKuw4-6t91aVNb5RJhle24HuglCu5KwCANrMXL1bm0wl2bjkXNVqG5GxBWuGN8vKSz/s1600-h/Rokok-3.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 206px; height: 165px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipHWO8lE9I_GzNAihfGjs48dunjJ-UX3Plu3MFvNKYnJ7yZ6OrJ5mDUvMdiuniE_2BZ3XWcRYcZ1RKuw4-6t91aVNb5RJhle24HuglCu5KwCANrMXL1bm0wl2bjkXNVqG5GxBWuGN8vKSz/s320/Rokok-3.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5297624479248208994" border="0" /></a><br /><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;">Sekarang ini, MUI baru sibuk kesana-kemari untuk menjelaskan mengenai 2 fatwa barunya yang cukup mengundang kontrofersi, fatwa MENGHARAMKAN ROKOK, dan fatwa<span style=""> </span>MENGHARAMKAN GOLPUT dalam pemilu. Karena di tembok kamar saya ada tulisan “free smoke area” dan di monitor computer saya ada sticker “no smoking”, maka saya lebih <span style=""> </span>tertarik dengan diharamkannya rokok, yang setahu saya dulu masih makhruh. Keputusan MUI ini dibumbui dengan teriakan KOMNAS anak, yang menginginkan adanya larangan iklan rokok di media, khususnya televisi , yang padahal sebagian besar orangtua di <st1:country-region st="on"><st1:place st="on">Indonesia</st1:place></st1:country-region> menemani anaknya nonton sambil menghisap sebatang rokok (serius, ini belum ada buktinya!).<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;">Tidak bisa dipungkiri bahwa <span style=""> </span>kita selalu serba salah jika sudah berurusan dengan benda menyala ini, mau anti 100% nanti kita tidak bias nonton bola, nanti jarang ada event music, nanti ribuan pekerja di pabrik-pabrik rokok nganggur, dan nanti-nanti yang lain. Peraturan pemerintah yang mengatur masalah rokok pun tempat-tempat bebas asap rokok telah ada, namun juga tidak kuasa menghadapi keperkasaan candu ini. Dalam kereta prameks (prambanan ekspres_jogja-solo), yang jadi primadona transportasi saya, di stasiunnya, di masjid, di dalam KAMPUS, semua tidak bisa tidak ada asap rokok. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;">Ngomongin rokok di areal pendidikan, saya jadi ingat salah satu reality show “John Pantau” di sebuah stasiun TV yang kebetulan saya pas nonton. Jadi ceritanya si John sidak ke sebuah SMA gitu, terus di temani salah satu siswi <st1:city st="on"><st1:place st="on">sana</st1:place></st1:city> berkeliling. Nah, ternyata ditemui banyak guru ataupun karyawan yang dengan enaknya ngerokok, baik di kelas maupun ruangan lain. <st1:city st="on">Ada</st1:city> seorang guru di lab yang sedang merokok, ketika ditanya ngeles sambil cengengesan kira2 bilang gini “ini <st1:state st="on"><st1:place st="on">kan</st1:place></st1:state> bukan ruang kelas, kalo di kelas ya saya tidak merokok”, padahal jaman saya SMA dulu, laboratorium ya dibuat <span style=""> </span>praktek, yang termasuk kegiatan belajar, jadi ya ruang kelas, ntah jaman sekarang. Acara si John sidak di sekolah itu akhirnya berakhir dengan munculnya seorang ibu Guru teladan yang memarahi si John dan acaranya. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;"><span style="line-height: 150%;">Jadi, sekali lagi, tidak bias dipungkiri, bahwa rokok sudah ada sebelum saya, yang nulis ini, atau anda yang baca ini, lahir <i style="">mak-cenger</i> kedunia. Jadi, kalo dibuat fatwa itu ntah siapa yang mau dengar, wong para kyai2 di Pondok2 <st1:city st="on"><st1:place st="on">sana</st1:place></st1:city> juga konsumen setianya. Namun, <b style="">menurut saya, </b>dengan menggelindingnya berbagai macam opini mengenai rokok ini, diharapkan banyak para atasan <span style=""> </span>(ntah pemerintah, direktur2 perusahaan, rumah sakit, dll_yang jelas orang2 atas, yang punya pengaruh) yang mau sadar, atau berinisiatif,. Sadar bukan untuk tidak merokok, tapi menyediakan ruang untuk para perokok (buat para pemilik gedung), dan berinisiatif, bagaimana mengefektifkan peraturan pemerintah tentang rokok yang telah ada (buat siapa lagi ni..), mungkin dibuat unit khusus patroli rokok di tempat umum (he2..). Kalau ada yang lupa atau belum tahu, selain perda2 di tiap daerah, kita itu punya yang namanya “Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 19 tahun 2003 Tentang Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan”, dimana salah satu pasalnya, 22, menyebutkan “<i style="">tempat umum, sarana kesehatan, tempat kerja dan tempat yang secara spesifik sebagai tempat proses belajar mengajar, arena kegiatan anak, tempat ibadah dan angkutan umum dinyatakan sebagai kawasan tanpa rokok”.</i><span style=""> </span>Yah..untuk lebih lengkap akan pasal2 sebelum dan sesudahnya kalau mau ya Googling aja sendiri.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;"><span style="font-size:100%;">Jadi, barang haram katanya??entahlah.</span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;"><span style="font-size:85%;"><br />*gambar kulo undhuh saking <a href="http://www.quittobaccoindonesia.net/v3/?pg=berita&id=28/">www.quittobaccoindonesia.net</a></span><br /><span style="line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></p>ichsandayathttp://www.blogger.com/profile/01801610180277440454noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-1846029148541137307.post-9113317039042207412008-12-05T23:46:00.000+07:002008-12-06T00:38:43.109+07:00Psikologi untuk Anda<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEil2-q4wgPwje3325iJoCml6Lb6XlN1WJMbdKfRN3gV8y5yFeUHUNFVI1NAvqSAA_VYOsXDsXUOQ44b7uCiqsvMkWvrA55-lpShROPLnTThwthiRA-YMGZ0QGcW5MH4_u1mETrtTP8WGzdx/s1600-h/Web03.gif"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 200px; height: 200px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEil2-q4wgPwje3325iJoCml6Lb6XlN1WJMbdKfRN3gV8y5yFeUHUNFVI1NAvqSAA_VYOsXDsXUOQ44b7uCiqsvMkWvrA55-lpShROPLnTThwthiRA-YMGZ0QGcW5MH4_u1mETrtTP8WGzdx/s200/Web03.gif" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5276361725310502210" border="0" /></a>
<br />
<br /><div style="text-align: justify;"><meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 11"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 11"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5Csalwa%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><style> <!-- /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} @page Section1 {size:612.0pt 792.0pt; margin:72.0pt 90.0pt 72.0pt 90.0pt; mso-header-margin:36.0pt; mso-footer-margin:36.0pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 200%;"><meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 11"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 11"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5Csalwa%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><style> <!-- /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} @page Section1 {size:612.0pt 792.0pt; margin:72.0pt 90.0pt 72.0pt 90.0pt; mso-header-margin:36.0pt; mso-footer-margin:36.0pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> </p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV"><span style="font-size:100%;">Psikologi untuk anda, begitulah kalimat yang katanya sering dilontarkan para psikolog. Kalimat ”gojekan” itu bagi para mahasiswa psikologi merupakan kalimat yang sakti, karena dengan segala kapasitas ”thethek-bengek” (ada yang bisa mentranslate-nya?) ilmu mengenai manusia yang telah diterimanya, masih juga banyak mahasiswa (yang saya maksud saya <s>dan teman2 saya di psikologi uns</s>_) yang hidupnya berantakan, aneh, dan menggelikan. Jadilah kalimat itu senjata pamungkas, ”psikologi untuk anda”, dan, ”bukan untuk saya”.</span><o:p></o:p></span></p> <p></p> </div>ichsandayathttp://www.blogger.com/profile/01801610180277440454noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1846029148541137307.post-66514871243584508782008-12-02T22:23:00.000+07:002008-12-02T22:33:33.394+07:00Membangun Mimpi?<meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 11"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 11"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5Csalwa%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C05%5Cclip_filelist.xml"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><style> <!-- /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} @page Section1 {size:612.0pt 792.0pt; margin:72.0pt 90.0pt 72.0pt 90.0pt; mso-header-margin:36.0pt; mso-footer-margin:36.0pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="" lang="IT">Sore tadi, sebangun dari tidur siang yang panjang, sayup terdengar sajak, atau lebih tepatnya lagu, yang telah lama lengser dari chart mp3 saya yang bunyinya gini;</span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;">
<br /><span style="" lang="IT"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center"><span style="" lang="FI">“<i>mimpi adalah kunci,<o:p></o:p></i></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center"><i><span style="" lang="FI">untuk kita menakhlukkan dunia..<o:p></o:p></span></i></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center"><i><span style="" lang="FI">berlarilah tanpa lelah<o:p></o:p></span></i></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center"><i><span style="" lang="IT">sampai engkau meraihnya”..</span></i></p><p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: 150%;" align="center">
<br /><i><span style="" lang="IT"><o:p></o:p></span></i></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="IT">dengan suasana setengah sadar lagunya <s>calon</s> Haji Giring “nidji” <span style=""> </span>dari kamar sebelah itu merasuk ke telinga saya, dan mungkin karena pengaruh <i>setengah sadar</i> itu saya jadi kepikiran (kalo’ sadar gak bakal mikir_). Yup, mimpi atau cita-cita, dua kata itu entah mengapa sejak saya sudah bukan anak TK lagi menjadi kata yang asing, bahkan membuat paranoid.
<br /></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;">
<br /><span style="" lang="IT"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="IT"><span style=""> </span>Sebagai calon lulusan psikologi (ha2.._amin), saya teringat kembali teori Need of achievement-nya Mc Clelland, motivasi berdasar kebutuhan akan prestasi. Mimpi, cita2, prestasi, adalah sumber energi bagi motivasi, semua orang tahu (harusnya anak psikologi lebih tahu!:p). Btw kalimat dalam kurung itu ditujukan buat saya, NAMUN, TETAPI, siapa yang salah jika sampai sekarang jika ditanya tentang “mimpi”, saya selalu blingsatan kebingungan...salah siapa??(saya belum sempat nanya sama rumput yang bergoyang_).
<br /></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;">
<br /><span style="" lang="IT"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="IT"><span style=""> </span>Suatu ketika, saya menjadi saksi hidup sebuah percakapan antara kakak tingkat yang <s>mem</s>prihatin<s>kan</s> dengan adik tingkat saya, entah awalnya gimana (blm sadar kalo percakapannya menarik) si kakak “<i>ngeles</i>” dengan bilang “loh, saya kan sedikit tahu tentang banyak hal.” Adiknya gak mau kalah “itulah orang Indonesia, kita itu harusnya banyak tahu tentang sedikit hal, baru kita akan maju”. Mengenai terusannya kayaknya gak penting. Yang pengen saya ingat lagi hanya dua kalimat itu, “sedikit tahu tentang banyak hal”, atau “tahu banyak tentang sedikit hal”, pilih yang mana??(juga belum sempat nanya pada rumput yang bergoyang)
<br /></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;">
<br /><span style="" lang="IT"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="IT"><span style=""> </span>Tahu banyak tentang sedikit hal..., berarti fokus, sejalan dengan salah satu habit-nya <span style=""> </span>Steven Khofie (gak tau nulis nama bener kagak), “<b>merujuk pada tujuan akhir</b>”, yang artinya kembali lagi ke cita2, mimpi, final destination,,.(hasil wejengan dari para rumput yang bergoyang)</span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;">
<br /><span style="" lang="IT"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="IT"><span style=""> </span>Hmm..(berpose mikir ala patungnya Aristoteles), banyak yang bilang ”tiap orang pasti mempunyai mimpi”, tapi saya yakin ada orang – orang yang kesulitan untuk “membangun mimpi”, seperti saya dan beberapa yang senasib dengan saya (<i>beberapa-</i>nya ini bener lho, cz saya pernah nyari pembenaran dengan menemukan teman2 yang juga tidak tahu apa itu mimpi :p).
<br /></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;">
<br /><span style="" lang="IT"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="IT"><span style=""> </span>“Kamu kesulitan membangun mimpi karena kamu belum menemukan apa potensi kamu!” begitu kata teman jauh saya (karena cuma lewat sms), trus dia nanya lagi ”yang paling kamu suka apa?yang paling kamu bisa apa?<i>kepengenanmu ki sak jane opo?</i>”. Teman saya yang gak jelas itu berhasil menembak saya dengan peluru2 tajam yang merobek otak kecil saya. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="IT">Potensi, mimpi, laskar pelangi, menggenggam dunia, komik ( lho..),@#597^*()%!@4$%*&^______</span><span style="line-height: 150%;font-size:85%;" lang="IT">konsleting</span><span style="" lang="IT">...<o:p></o:p></span></p> ichsandayathttp://www.blogger.com/profile/01801610180277440454noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-1846029148541137307.post-90692092279814748242008-09-22T07:34:00.000+07:002008-09-22T07:36:00.647+07:00Ngaco'...<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjuyW9tnXfwNIhSkZLRhpaxirJxs6_kPQktPXWsgkAzmSW5qroOob0RvMynRGkvENLcoXKRI_2ZOvoELYDgsD1O1_G_MZTrZf216YN05yffibicEavSYyfbGfCmOe0vfj0WSs9Nkwc4Bw6g/s1600-h/2.gif"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjuyW9tnXfwNIhSkZLRhpaxirJxs6_kPQktPXWsgkAzmSW5qroOob0RvMynRGkvENLcoXKRI_2ZOvoELYDgsD1O1_G_MZTrZf216YN05yffibicEavSYyfbGfCmOe0vfj0WSs9Nkwc4Bw6g/s200/2.gif" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5248637863112284738" border="0" /></a>
<br /><meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 11"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 11"><link style="font-family: times new roman;" rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5Csalwa%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C03%5Cclip_filelist.xml"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><style> <!-- /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} @page Section1 {size:612.0pt 792.0pt; margin:72.0pt 90.0pt 72.0pt 90.0pt; mso-header-margin:36.0pt; mso-footer-margin:36.0pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;font-family:times new roman;">Beberapa hari kemarin saya nunggu pesanan ice juice buat buka puasa bersama teman saya. Karena antreannya banyak, sampai adzan maghrib itu juice masih belum nongol juga. Gara2 puasa, kita pun tetap menyabarkan diri untuk menunggu (lho??). Tidak lama teman saya nyeletuk,,”eh..aku udah buka lho!” sambil memberikan kode akan kehadiran makhluk cantik dengan pakaian yang agak seksi. Gubrak!!<i>sumpah gak boleh <span style=""> </span>ditiru!!</i></p><p class="MsoNormal" face="times new roman" style="text-align: justify; line-height: 150%;">
<br /><i><o:p></o:p></i></p> <p class="MsoNormal" face="times new roman" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%; font-family: times new roman;">Karena terlanjur membicarakan makhluk cantik (yang saya maksud wanita, bukan kecebong berwarna-warni), secara reflek saya menyapu seluruh jalanan untuk memandang (nggak melotot!!) “bukan kecebong warna-warni” yang memang sedang berseliweran.
<br /></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%; font-family: times new roman;">
<br /></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%; font-family: times new roman;">Wanita, perempuan, cewek, itulah sebutan untuk “bukan kecebong warna-warni” itu. Wanita, perempuan : mandiri, gak kecentilan, lembut, sopan, gak neko-neko, <span style=""> </span>punya ‘pegangan’ yang kuat, <span style=""> </span>mempesona dengan auranya (apalagi pakai rok!!weleeh,,tapi bukan rok mini lho!)_Cewek : dandan /ngaca gak tahu tempat, pamer2 puser, celana ama kulit gak ada bedanya + sepatu hak tinggi, jika ditanya jalan2 kemana, jawabnya..ke mall!!, ngegosipin orang bareng2, n bla..bla..bla semua yang bisa<span style=""> </span>dilihat dari makhluk2 cantik sekarang ini. Yup..alam bawah sadar saya selalu menuntun saya untuk membagai makhluk cantik itu menjadi dua kategori, cewek, dan wanita. Walaupun mungkin gak bisa dibenarkan, namun karena itu hak saya, maka paradigma saya mengenai makhluk itu ya seperti itu itu (dibaca dengan intonasi yang tepat..).
<br /></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%; font-family: times new roman;">
<br /></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%; font-family: times new roman;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%; font-family: times new roman;">Nah bagi para wanita, gak usahlah kalian tergiur untuk bermetamorfosis menjadi cewek, masih ada saya dan orang2 yang se”otak” dengan saya yang mengidolakan dan mendambakan kalian. Menemukan kalian laksana mencari lidi di tumpukan jerami…halah!!. Bagi ceweks (jamak), sadarlah bahwa kalian hanya “nikmat” buat “dilihat”, tapi tidak “elok” buat “dipandang.” </p> ichsandayathttp://www.blogger.com/profile/01801610180277440454noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-1846029148541137307.post-30818393274338290522008-08-19T23:19:00.000+07:002008-09-19T23:21:55.181+07:00Emang Ngomong tu Bakat??!!<meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 11"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 11"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5Csalwa%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C07%5Cclip_filelist.xml"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><style> <!-- /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} @page Section1 {size:612.0pt 792.0pt; margin:72.0pt 90.0pt 72.0pt 90.0pt; mso-header-margin:36.0pt; mso-footer-margin:36.0pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="FI">Huff…ternyata menjadi konsisten itu sangat susah ya,,! Liat aja bulan berapa ketika saya membuat postingan tentang <b style="">kembali mengembara</b>, sungguh, tidak terasa sudah berbulan-bulan yang lalu^ ^!. Log in aja gak pernah!!apalagi jalan2 ke blognya para pak dan bu guru.he2..,yah walaupun begitu,,ternyata ada lagi satu postingan gak penting yang muncul di blog begawan tukang ngoceh ini.he2..lagi....<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="FI"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="FI">Panik?? Pernah mengalami?? Yah..Saya tidak tahan untuk tidak menceritakan hal ini, dimana saya benar2 merasakan suatu kepanikan yang amat sangat luar biasa sekali. Kepanikan besar yang baru pertama kali dialami oleh diri saya. Ceritanya, sekitar akhir Juli lalu ada sms dari mbak tingkat saya (maksudnya kakak tingkat_yang aktifis dimana-mana) bunyinya gini : ”<i style="">Aslkm. Dek, kamu ikut tft mau y?”</i>. TFT? Yak, training for trainers,,hah..aku??kerjaannya baca komik ama nonton film??trainer??. Setelah diskusi dengan sang pengirim sampai beberapa sms, akhirnya saya oke-kan.<i style="">.</i> Yah..saya menyanggupi untuk ikut training tingkat universitas itu (universitas lho)_gak ada ruginya memulai hal baru, pikir otak positif saya waktu itu. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="FI"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="FI">Singkat cerita, tanpa tahu dan tanpa bekal apa2 saya berangkat ke training itu. Hal pertama yang membuat saya shock adalah bahwa yang mengikuti training tersebut adalah benar2 para trainer2 muda, yang merupakan perwakilan dari fakultasnya masing-masing. Waks..langsung saja saya jatuh ke lembah hitam yang terdalam..<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="FI"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="FI">Oke..Hari pertama dimulai dengan menyenangkan, walaupun materi rada gak nyantol tapi fine2 aja, hanya ketika disuruh mengeluarkan pendapat saja keliatan rada gak sambungnya_jujur saya termasuk orang yang agak susah mengemukakan pendapat. Komunikasi dengan sesama peserta juga lancar, kenalan, ngobrol, dll gak masalah. Namun memang <i>”jinise kumpulane wong pinter”</i>, pokoke bikin grogi, soale dengan gampangnya mengucap ”<i style="">kalau menurut saya....”, </i>lha nek saya ”<i style="">mm..kalau menurut saya..mm..”</i> nada tunggunya gak cukup sekali.he2..<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="FI"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Pulang hari kedua, gugup, gagap, serba kagok, dari parkiran, nyampai kosan, gak mau hilang<i style="">,</i> kayak orang ranggenah. Duduk gak menyelesaikan masalah, saya coba mandi, keramas,, huff..semua itu hanya gara2 diumumkan besok ada sesi presentasi, dimana harus mencoba bertingkah sebagai trainer (sampai segitunya ya??_ini bener2 terjadi lho..padahal ”cuma” presentasi!!itupun ”latihan”). Malamnya coba tidur...<i style="">gludak dluduk </i>sana-sini akhirnya bisa tidur sambil terbayang2 esok hari sukses jadi trainernya trainer.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Paginya..segala ice breaking..game..dan joke2 dari trainer gak ada yang bisa membuat saya tenang. Apalagi kayaknya kelompok saya juga kurang meyakinkan gitu persiapannya. Panas, dingin, gemetar, gak konek, mulas, pengen pipis, pengen pulang, pengen ngilang, hah....pokoknya kayak kepergok baru ”ngapain” gitu!!! Serasa sedetik menunggu (cepet banget_tiba2 giliran kelompok saya), dengan kaki amat berat maju kedepan. Pembukaan oleh temen saya.....!!diikuti ice breaking, game, saya tunggu dengan keringat sejagung-jagung, lalu tibalah giliran SAYA TAMPIL!!!!!!!!!! Saya berdiri,,lalu saya teriakkan kalimat penyemangat, setelah itu saya lupa yang saya lakukan_Cuma ingat muter2 gak jelas untuk mereduksi ketegangan, trus minta pendapat sana-sini, sedang inti yang saya omongkan sendiri sayapun gak tahu.hwakaka...<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV">Saat evaluasi keadaan tubuh saya sudah mulai normal, walau disinggung sana sini, yang penting selesai...bodo amat,,pikir saya. Manakala duduk kembali ke belakang, tiba2 efek samping muncul, perut benar-benar mulas gak karuan. Trus ada yang tahu??malam harinya saya <b style="">MERIANG!!!!</b><o:p></o:p></span></p> ichsandayathttp://www.blogger.com/profile/01801610180277440454noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1846029148541137307.post-71178474469849863542008-05-09T23:52:00.000+07:002008-05-10T00:20:34.497+07:00tiada judul<table id="HB_Mail_Container" height="100%" cellspacing="0" cellpadding="0" width="100%" border="0" unselectable="on"><tbody><tr height="100%" unselectable="on" width="100%"><td id="HB_Focus_Element" valign="top" width="100%" background="" height="250" unselectable="off"><p align="center"><img src="http://i229.photobucket.com/albums/ee224/ichsan_2007/CARD2.jpg" border="0" /></p></td></tr><tr unselectable="on" hb_tag="1"><td style="FONT-SIZE: 1pt" height="1" unselectable="on"><div id="hotbar_promo"></div></td></tr></tbody></table><blockquote id="6de0c22"><blockquote id="7d7bf8bb"><p align="center">aku mau kemana?</p><p align="center">ternyata masih tanda tanya</p></blockquote></blockquote>ichsandayathttp://www.blogger.com/profile/01801610180277440454noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-1846029148541137307.post-89209280810050636072008-04-30T11:23:00.000+07:002008-04-30T11:28:59.551+07:00The Spirit Of Java<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiF7cCNrW9s0XTL-sJNk-zCHUE36XsRRfIuCKDJL2EByQQ7JMrtxLxKG2jKKr0_VTa6kCDiRW6qcRZzoClI5ksv9Z6qtD7aPSHFNHHlc54FUku-R_-KJH17ufw9t98QQRhKoKRf7sKYaKs2/s1600-h/!!!!!!)_Pierced+copy.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5194890235517586850" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; CURSOR: hand" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiF7cCNrW9s0XTL-sJNk-zCHUE36XsRRfIuCKDJL2EByQQ7JMrtxLxKG2jKKr0_VTa6kCDiRW6qcRZzoClI5ksv9Z6qtD7aPSHFNHHlc54FUku-R_-KJH17ufw9t98QQRhKoKRf7sKYaKs2/s200/!!!!!!)_Pierced+copy.jpg" border="0" /></a><br /><div align="justify">Solo, merupakan sebuah kota yang terkenal di seantero Indonesia karena perannya dalam melahirkan seniman-seniman kondang, serta kota yang kesohor akan wisata kulinernya. Pertama kali saya menapakkan kaki di kota Solo, saya cukup heran dengan tampilnya sebuah kota yang menurut saya cukup sederhana. Berbeda dengan apa yang ada dalam benak saya, jauh dari Jogja yang hingar bingar dunia kotanya sudah sangat terasa, kota Solo lebih terasa tenang dan terkesan masih ”ndesani”. Dengan center point di jalan Slamet Riyadi, kota Solo hanya terlihat _istilah Jawanya ”<em>sakklebatan</em>”_, apalagi bagi orang yang hanya numpang lewat untuk pergi ke Surabaya.<br /></div><br /><div align="justify">Hal yang membuat kota ini unik, selain punya dua nama, yaitu Solo dan Surakarta, juga banyaknya icon, landmark, atau slogan yang disematkan pada kota ini, khususnya yang menunjukkan ke-Jawa-an-nya. Sebutlah; Solo Kota Budaya, Solo the Spirit of Java, Solo Kuthaku Jawa Budoyoku, Solo Future as Solo Past, serta sebutan-sebutan lain seperti Kota Kuliner, Kota Bengawan, dll.<br /></div><br /><div align="justify">Kejawennya kota Solo memang sangat terasa, apalagi didukung dengan adanya berbagai macam event seni budaya yang sering digelar, seperti event-event di Taman Budaya Surakarta, Joglo Sriwedari, serta di ISI Surakarta yang difasilitsi gedung pementasan memadai. Ada juga Solo Internasional Ethnic Music (SIEM) yang digelar tahun 2007 lalu dengan peserta para seniman dalam dan luar negeri. Event yang cukup sukses menyedot banyak penonton. Juga festival nasi liwet yang diadakan di sepanjang citywalk Kota Solo pada 8 Maret lalu yang memperoleh penghargaan dari MURI. Sedangkan yang baru digelar adalah Solo Batik Carnifal, yang juga bertempat di sepanjang jalan Slamet Riyadi. Selain event kebudayaan, bangunan – bangunan bersejarah dan penggunaan gedung yang bernuansa Jawa juga bertebaran mewarnai kota Solo.<br /></div><br /><div align="justify">Rasanya semua hal tersebut memang sudah pantas untuk mengukuhkan kota Solo sebagai kota Budaya, sebagai The Spirit of Java. Namun, yang harus diperhatikan adalah konsistensi kota Solo dalam menjaga slogan Solo Future as Solo Past yang sering digembar-gemborkan orang Solo. Sebagai kota berkembang, yang kebanyakan ditandai dengan banyaknya pembangunan fisik, pemkot Solo harus pandai-pandai dalam mengatur tata kotanya. Tanpa perencanaan yang matang, pembangunan yang membabi buta malahan bisa menghilangkan ciri khas kota Solo sebagai kota Budaya. Sebelum terlanjur, masih banyak kesempatan bagi Solo untuk mendesain sedemikian rupa bentuk kotanya, sehingga kelak mungkin bisa menjadi kota Jawa yang mendunia.</div>ichsandayathttp://www.blogger.com/profile/01801610180277440454noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-1846029148541137307.post-66711112265188450902008-03-30T22:47:00.000+07:002008-03-30T23:56:36.555+07:00Kembali mengembara...<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFK1rZrvi69z3NjxLznmGXzDJ5Ta49zPzLXiJJVbaSpLOsUG1f7Rf7CaBM3fAldu81pIX8jOcLU7ekk3bk13zFMq_guvyJFjxwG6YYJof6bMvqjwRqEK1DwoUjzTMaMDtd3kKc6jtUx9U6/s1600-h/DSC00063.gif"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFK1rZrvi69z3NjxLznmGXzDJ5Ta49zPzLXiJJVbaSpLOsUG1f7Rf7CaBM3fAldu81pIX8jOcLU7ekk3bk13zFMq_guvyJFjxwG6YYJof6bMvqjwRqEK1DwoUjzTMaMDtd3kKc6jtUx9U6/s200/DSC00063.gif" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5183562760629803298" border="0" /></a><br /><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=""> </span>Hampir sebulan penuh saya hibernasi dari membuka account saya di blogger ini. Hal itu disebabkan otak udang saya yang ternyata amat tertatih-tatih untuk membuat postingan baru, ditambah<span style=""> </span>kesibukan yang presentasenya naik hampir 80 persen. </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=""> </span>Walaupun tidak login, saya pernah iseng-iseng membaca ulang apa yang pernah saya tulis di alamat ini. Ternyata hal itu membuat saya malu sendiri, muka saya benar-benar memerah (serius lho..). Pernah berniat untuk mendelete saja account saya, tapi “eman-eman”, kapan lagi punya teman pinter-pinter “tur” jago-jago seperti panjenengan. Siapa tahu nanti ilmunya bisa nular ke saya ini.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=""> </span>Dari peristiwa itu saya jadi amat sangat menyadari bahwa ternyata menulis benar-benar susah. Mungkin banyak artikel atau buku yang menyatakan “Menulis Itu Gampang”, atau apalah yang intinya seperti itu, namun ternyata slogan itu sama sekali tidak manjur bagi saya. Saya jadi paham bagaimana rasanya jika tulisan di plagiat, pasti dongkolnya minta ampun..</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style=""> </span><span style=""> </span>Hmm….sepertinya semangat dan mood untuk <b style="">BELAJAR MENULIS</b> sudah kembali. Salam hangat dari sang Begawan. Tunggu kemunculan saya di blog “panjenengan”.</p>ichsandayathttp://www.blogger.com/profile/01801610180277440454noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1846029148541137307.post-27714128119429844722008-02-05T08:59:00.000+07:002008-02-05T09:02:38.551+07:00rated vs unrated<p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><i style=""><span style="" lang="SV">”Melakukan perubahan mendasar pada peraturan dan penyelenggaraan sensor film dengan mengganti LSF menjadi sebuah lembaga klasifikasi film” </span></i><span style="" lang="SV">Demikian tadi salah satu tuntutan dari para insan film yang tergabung dalam Masyarakat Film Indonesia (MFI) sekitar setahun yang lalu. Tuntutan yang disertai pengembalian Piala Citra tersebut kembali menjadi pebincangan di awal tahun 2008 ini. MFI yang digawangi oleh para sineas muda ini merasa keberadaan lembaga sensor film<span style=""> </span>tersebut termasuk pelanggaran<span style=""> </span>hak asasi dan sangat mematikan kreativitas, tentu saja ”kreativitas” versi mereka. <o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV"><o:p></o:p>Lembaga Sensor Film (LSF) memang secara tak langsung atau bahkan langsung merupakan ”musuh” bagi para pekerja film. Perannya sebagai lembaga sensor menjadikan lembaga ini berhak mengebiri adegan film yang tentunya diiringi isak tangis dari para makernya. Bisakah lembaga sensor diubah menjadi lembaga klasifikasi??pertanyaan tersebut sangat sulit untuk dijawab. LSF yang saat ini melaksanakan keduanya, yaitu sensor dan klasifikasi masih dianggap masyarakat umum kurang peka dalam melakukan tugasnya. Sedangkan bagi masyarakat pekerja film, dari jaman simbah perang dulu LSF sudah dianggap sebagai pemasung kreativitas.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV"><o:p></o:p>Sebagai negara yang sisi ”rasa malu”nya saya anggap masih lebih tinggi sedikit daripada negara lain khususnya dari negara barat, kita masih membutuhkan yang namanya lembaga sensor. Indonesia merupakan negara sok berkembang yang masyarakatnya sangat<span style=""> </span>permisif<span style=""> </span>terhadap budaya asing dan cenderung mulai menanggalkan alat filternya. Apalagi di era demokrasi yang menempatkan individu<span style=""> </span>terlalu tinggi , maka masyarakatnya semakin ”mbungai” dan suka sekali mengadopsi hal-hal yang dianggap mencerminkan masyarakat modern.<span style=""> </span>Oleh karena itu film sebagai media yang paling gampang diterima dan memiliki pengaruh besar haruslah di labeli lulus sensor terlebih dahulu sebelum diluncurkan ke pasaran. Tengok saja film kita sekarang, hasil ”kreativitas” para sineas muda tersebut. Film-film itu saja sudah melewati badan sensor, seperti apa wajah film Indonesia nantinya jika kita tidak punya lembaga sensor? Eksisnya Lembaga Sensor Film tersebut merupakan wujud kepedulian dan tanggung jawab negara terhadap rakyatnya. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV"><o:p></o:p>Seandainya dikatalah terjadi hilangnya lembaga sensor dan hanya tertinggal sebagai lembaga klasifikasi saja, maka sebagus-bagusnya pemerintah pusat membuat aturan hasilnya akan sangat berbeda dengan dilapangan. Memang apatis, tapi realistis saja, kita di Indondesia. Sebagaimana kita tahu, bioskop-bioskop kurang memperhatikan pengunjungnya. Khususnya akan kesesuaian umur dengan film yang ditontonnya, asal ada tiket siapapun bisa masuk ke bioskop. Sekalipun toh pemerintah menyediakan anggaran ekstra untuk mengawasi bioskop-bioskop tersebut, dengan kedipan mata saja beres masalah. Itulah birokrasi Indonesia.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="" lang="SV"><o:p></o:p>Dengan menilik keadaan masyarakat Indonesia saat ini, belum saatnya kita menghapus lembaga sensor film dari dunia perfilman nasional. Yang harus dilakukan adalah perbaikan atas lembaga tersebut, karena seperti lembaga birokrasi lain, pastinya LSF tidak lepas dari dunia suap-menyuap. Bagi para pekerja film, seharusnya dengan adanya LSF malahan bisa memacu kreativitasnya untuk bisa lolos dari sensor. Bagaimana membuat film yang bermutu, yang menghibur tapi bisa diterima semua pihak, tidak hanya modal close up dada atau ciuman gay saja. Bukankah itu suatu tantangan??<o:p></o:p></span></p>ichsandayathttp://www.blogger.com/profile/01801610180277440454noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1846029148541137307.post-41208958551908949492008-01-29T07:33:00.000+07:002008-01-29T07:43:31.648+07:00Wafatnya sang Begawan<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhillljF5AZeEyv_0f5ATsDXkoaC2yA8GXIi1QYhID3kMJ6jO467-oNYhp5fl99s-Uh-2QLMSlsq3wpMzmxnl6RcuJvtG76_A6JW_R-0qjeXTzOtgRywPeuG2mWC7oLZ7DNx2_OxSUbVXja/s1600-h/123.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5160692295265194162" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; CURSOR: hand" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhillljF5AZeEyv_0f5ATsDXkoaC2yA8GXIi1QYhID3kMJ6jO467-oNYhp5fl99s-Uh-2QLMSlsq3wpMzmxnl6RcuJvtG76_A6JW_R-0qjeXTzOtgRywPeuG2mWC7oLZ7DNx2_OxSUbVXja/s200/123.jpg" border="0" /></a><br /><div align="justify">Setelah sekitar 22 hari sang Begawan menjadi pusat perhatian seluruh kawan dan lawan, minggu 27 Januari 2008 beliau secara resmi meninggalkan semua manis dan pahit dunia. Begawan Suharto yang dijuluki “the smiling jendral” oleh media asing ini dikebumikan layaknya masih menjabat sebagai orang nomor satu di Indonesia, hal yang menurut saya sangat pantas untuk dilakukan.<br /><br />Terlepas dari semua kontroversi yang mengikuti perjalanan karirnya sebagai presiden republic Indonesia, kita layak untuk mengangkat topi sebagai bentuk penghargaan atas semua jasanya kepada Negara. Begawan Suharto sebagai pemegang tongkat komando selama 32 tahun, tidak diragukan lagi telah memberikan kebanggaan tersendiri bagi rakyat Indonesia. Stabilitas keamanan dan peningkatan ekonomi beliau prioritaskan, walaupun akhirnya harus menyingkirkan nilai-nilai demokrasi. Namun, dimata rakyat kecil apalah arti demokrasi dibandingkan dengan sandang, pangan, dan papan yang murah? Begitulah pandangan rakyat biasa, rakyat ndeso seperti saya yang tongkrongannya kelas angkringan ini, yang tahu keadaan jaman Suharto hanya lewat obrolan para pengangkring.<br /><br />Sejarah memang membuktikan, pemimpin yang terlahir dari sebuah prahara mempunyai kecenderungan besar untuk menjadi seorang dictator. Muncul sebagai pembebas namun berakhir dengan cacian. Begitu pula yang terjadi dengan Begawan kita ini, setelah sebelumnya dialami juga oleh Pemimpin Besar Revolusi Sukarno. Dengan wafatnya Jendral Besar Suharto, maka yang menarik kemudian adalah kelanjutan kasusnya, yang menurut saya bakalan tambah ruwet. Sekaligus sebagai tolok ukur kewibawaan pemerintah dibawah komando Presiden SBY.<br /><br />Sekali lagi, terlepas dari semua kontroversi yang mengelilinginya, 7 hari yang ditetapkan pemerintah sebagai hari berkabung nasional merupakan hal yang patut diterima Begawan Suharto. Sehingga adanya demo di Bali yang menentang hal penetapan itu sangat tidak pantas dilakukan. Innalillahi wa inna ilaihi roji’un, semoga beliau diterima disisi-Nya.</div><div align="justify"> </div><div align="justify">gambar dari www.lepoint.fr</div>ichsandayathttp://www.blogger.com/profile/01801610180277440454noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1846029148541137307.post-89067899697827202442008-01-14T20:56:00.000+07:002008-01-14T21:13:54.062+07:00gak nyangka bisa curhat!!<div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXY8ieAwsWUp5h1xQzqmV_8AA79lwuVa1byyWACc2Cerc7_vC-keRQ747NJdcBLUnC3NOv6p1JB2AtAh_v2t5HL7nmfpIM-3-HQ6t93xcmKzWDkI_NJwM38tVRKUQ8s-_Rh414LEIJsug3/s1600-h/12.gif"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXY8ieAwsWUp5h1xQzqmV_8AA79lwuVa1byyWACc2Cerc7_vC-keRQ747NJdcBLUnC3NOv6p1JB2AtAh_v2t5HL7nmfpIM-3-HQ6t93xcmKzWDkI_NJwM38tVRKUQ8s-_Rh414LEIJsug3/s200/12.gif" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5155334899129664322" border="0" /></a>Beberapa bulan ini aku mulai merasa bahwa hidupku begitu membosankannya. Semua yang aku lakukan hampir keseluruhan berupa rutinitas belaka yang tentunya sangat menjemukan. Ditambah lagi teman cowok seangkatanku di kampus cuma 9 orang yang itu saja jarang bisa kumpul bareng buat hangout rame-reme. Parah lagi kosanku yang sepi. Pokoknya bikin semua tambah ngebosenin.<o:p></o:p></div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><o:p></o:p>Hmm..pacar??yupz..ditambah lagi aku gak punya pacar!terus terang aja, sebenernya aku ngebet banget buat punya seorang pacar. Tapi entah kenapa hampir selama 2 tahun ini aku bisa membuang jauh-jauh keinginan itu dan hidup sebagai jomblowan sejati. Hal itu karena setelah putus secara menyakitkan dengan pacarku di awal semester 2 kelas satu SMA, aku mulai aktif di organisasi keagamaan di sekolahku. Walaupun bisa dikatakan sebagai wujud pelarian saja, tapi saat itu aku sangat menikmati kehidupanku. </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><o:p></o:p>Masih mengenai pacar, saat itu aku sering bertanya, apa alasanku untuk tidak pacaran??apa karena agama??tahu hukumnya??Aku tidak membantah, semuanya benar. Aku memang tahu hukum pacaran dalam agama. Tapi hanya sekedar tahu, yang mana hanya ada di kepalaku, belum sampai turun ke qolbu-ku. Dalam hatiku, setan masih membelengguku untuk tidak melupakan pernak-pernik hidup di<span style=""> </span>dunia. Saat itu (SMA) aku hanya merasa amat sangat tidak etis sekali<span style=""> </span>apabila melakukan sesuatu yang sangat sensitif<span style=""> </span>di kalangan aktivis muslim, seperti pacaran. Apalagi keberadaanku di <st1:city st="on"><st1:place st="on">sana</st1:place></st1:city> yang cukup menonjol. Hanya itu!<span style=""> </span>Walaupun tidak se-idealis yang lain, aku memang cinta akan organisasiku itu dan aku tidak mau merusaknya. Sehingga ketika kenaikan kelas aku ditawari posisi penting, aku buru-buru menolaknya, karena di hati kecilku aku sangat merasa telah menjadi orang munafik. APA KATA DUNIA??begitu bunyi sebuah iklan layanan masarakat.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><o:p></o:p>Kembali ke tahun 2008 ini, hanya beberapa bulan dari kelulusanku, aku sudah mulai terombang-ambing gak tahu mau kemana. Aku tidak lagi berada diantara orang-orang yang bisa menjagaku, yang membuatku risi untuk menduakan Tuhan. Sekarang aku sendiri, kesepian ditengah keramaian, dengan setan-setan yang mencoba menuntunku menuju “keramian”. Pernah temanku, cewek, si H, berkata “komunitas itu gak penting, yang penting itu kamu dan idealismemu” begitu dia bilang. Kata-katanya itu langsung mentah di otakku, apa aku punya idealisme??pandangan hidup?? Dosenku yang tergila-gila dengan Bung Karno secara eksplisit selalu menegaskan, ciri mahasiswa haruslah punya idealisme. Dan Pancasila sebagai dasar filsafat, pandangan hidup dan ideologi bangsa, haruslah menjadi idealisme anda. Otoriter gak tuh??. Aaah..aku makin pusing dengan masalah idealisme ini!!!</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><o:p></o:p>Semua masalah ini hanya berawal dari rasa kesepianku, sehingga memunculkan lagi kata “pacaran” di kamus kehidupanku, dan ternyata aku tanggapi dengan cara berfikir filsafat (soalnya kemarin baru UAS filsafat, jadi masih terngiang-ngiang gitu!!) sehingga malah menghasilkan dilema (wuiiiiihh). Sampai aku memutuskan mengakhiri tulisan ini (semakin gak sambung je..), aku masih bingung, dan sampai sekarang pun aku masih berfikir apa aku ini benar-benar munafik! Dan pertanyaan “aku mau kemana??” jawabannya benar-benar masih merupakan misteri. </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><o:p></o:p>Nb. Tampangku gak jelek-jelek amat lho..he2..</p>ichsandayathttp://www.blogger.com/profile/01801610180277440454noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-1846029148541137307.post-69952377156538233772008-01-02T08:15:00.000+07:002008-01-02T08:21:43.531+07:00toet..toet..toet....<div align="justify">Tahun 2007 baru saja kita lewati, tahun yang penuh bencana, dibuka dengan jatuhnya pesawat adam air dan ditutup dengan bencana banjir serta tanah longsor di berbagai daerah. Dengan banyaknya bencana tersebut, banyak orang kurang kerjaan yang neko-neko merubah nama belakang presiden kita tercinta menjadi (maaf) nyudonyowo, yang berarti “mengurangi nyawa” .<br /><br />Padatnya agenda bencana yang ada di tahun 2007 menimbulkan beberapa ragam versi perayaan tahun baru. Pertama, orang yang berpesta sepanjang malam sambil bertoet-toet meniup terompet. Golongan ini memang cuek dengan keadaan, atau berusaha keras untuk menutupi kenyataan yang terjadi. Berharap hidup ini indah dan semua bencana adalah mimpi serta yang penting meneruskan tradisi bahwa tahun baru haruslah berjingkrak-jingkrak sambil menghitung mundur detik-detik pergantian tahun.<br /><br /> Kemudian ada orang cerdas, yang pada malam tahun baru bermuhasabah dan berdoa dengan sungguh-sungguh akan keselamatan diri dan negeri di tahun berikutnya. Mereka merenungkan kesalahan yang dilakukan sehingga tidak akan terperosok kedalam lubang yang sama. Orang-orang ini menurut saya yang berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembangunan negara. Kemudian tipe berikutnya adalah orang-orang kurang beruntung yang tidak sempat merayakan tahun baru karena masih tertimpa bencana seperti para saudara kita yang ada di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Mungkin tipe terakhir adalah orang seperti saya, yang tidur semalaman di malam tahun baru.<br /><br />Awal tahun baru seperti tahun-tahun sebelumnya juga merupakan berkah bagi para Penerawang atau Peramal atau Ahli Nujum yang kebanjiran order untuk memaparkan berbagai hasil “terawangannya” lewat infotainment. Namun apapun ”ocehan” mereka, dan bagaimanapun cara kita menyambut tahun baru, yang akan menentukan nasib kita nantinya adalah bagaimana cara kita mengisi kesempatan hidup yang telah diberikan Tuhan kepada kita ini dengan sebaik-baiknya. Bagaimanakah cara kita menuju ke arah kehidupan damai, baik dengan alam, dengan orang lain, dengan diri sendiri maupun usaha ke arah hidup dengan Tuhan. Semoga di tahun 2008 nantinya semua yang baik telah menanti kita.</div>ichsandayathttp://www.blogger.com/profile/01801610180277440454noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1846029148541137307.post-62410557710442117632007-12-28T22:24:00.000+07:002007-12-28T23:11:29.263+07:00Andai televisi dilarang??<div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihsa-s9rUTbklqNHlpcK8Fl06hrL2bYRIvzqrTljrfI6Fw6oXrG4FZGQhz2yoP2hfv5zXL07MNEN8RBEgHek8O9TiC42_ZZjwrCCJOTjz6VlJlOp5WzWK7dzNI-lZ9tI1yhl6SY0nwiU1X/s1600-h/jgfjhj.JPG"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihsa-s9rUTbklqNHlpcK8Fl06hrL2bYRIvzqrTljrfI6Fw6oXrG4FZGQhz2yoP2hfv5zXL07MNEN8RBEgHek8O9TiC42_ZZjwrCCJOTjz6VlJlOp5WzWK7dzNI-lZ9tI1yhl6SY0nwiU1X/s200/jgfjhj.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5149047937611387778" border="0" /></a>Pertanyaan ini melintas di batok kepala saya ketika hampir tiga minggu televisi di rumah gambarnya hilang. Kerusakannya sepele, hanya karena kabel yang sudah lapuk. Namun karena panjang antena sekitar 10 meter dan itu terbuat dari pipa besi (asli ndeso mas,,), sangat tidak mungkin untuk segera menurunkannya tanpa bantuan banyak orang. Alhasil orang rumah harus bengong tanpa kehadiran kotak ajaib itu selama tiga mingguan. </div><p style="margin-bottom: 0cm; line-height: 150%;" align="justify">Membicarakan televisi, sebagian besar orang pasti paham akan dampak positif dan negatif dari televisi, terutama bagi perkembangan anak. Bahkan sangat mudah mencari ulasan lengkap ataupun riset mengenai dampak negatif televisi. Namun, bagi para remaja atau malah dewasa, walaupun tahu katakanlah 90% mengenai dampak negatif TV, saya yakin dia akan tetap menyalakannya. Berbagai macam stasiun televisi dengan aneka program yang disajikan hampir 24 jam nonstop dengan kualitas gambar dan suara yang baik, menjadikan televisi sebagai sumber informasi, berita dan tentu hiburan yang sangat dinantikan. Pokoknya mudah dan murah, tapi bukan tv berlangganan lho ya!!<span style="color: rgb(0, 0, 0);"> </span> </p> <p style="margin-bottom: 0cm; line-height: 150%;" align="justify">Kembali ke pertanyaan seandainya televisi tiba-tiba lenyap dari hadapan kita, apa yang akan terjadi?? Believe it or not, bagi sebagian orang, televisi mungkin sudah merupakan candu! Jadi bila benda itu hilang, maka akan membuat orang itu <i>sakaw</i>. Contohnya seperti ini, anda fanatik akan sebuah serial di televisi yang tayang tiap hari. Tiba-tiba televisi di rumah anda itu mati atau apalah yang membuat anda tidak bisa menonton acara kesayangan itu. Anda melihat wujud TV itu, tapi tidak bisa menggunakannya. Bagaimana perasaan Anda?? Atau bagi anda yang penggila bola??pastinya <i>nganyelke</i> bukan??</p> <p style="margin-bottom: 0cm; line-height: 150%;" align="justify">Menurut saya amat <i>ngoyoworo</i> kalau sebagai orang modern ada yang bilang kalau dirinya bebas dari televisi. Kecuali jika dia terkena <i>fobia </i>gara-gara ada hantu yang muncul dari layar kaca televisinya seperti pada film-film horor itu.</p><p style="margin-bottom: 0cm; line-height: 150%;" align="justify"><span style="font-size:85%;">gambar kula jupuk saking www.motherfools.com</span><br /></p>ichsandayathttp://www.blogger.com/profile/01801610180277440454noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-1846029148541137307.post-24571525578857868202007-12-21T08:28:00.000+07:002007-12-21T08:46:45.765+07:00berkah??bencana??<div align="justify">Selamat hari raya Idul Adha..<br />Sebagai umat Islam Indonesia, saya sudah tidak kagok lagi dengan adanya perbedaan dalam waktu pelaksanaan hari besar agama. Idul fitri kita sudah menemui beberapa perbedaan, nah Idul Adha kemarin ntu juga ada perbedaan, ada yang tanggal 18,19, atau 20 Desember sholatnya. Mungkin beberapa dari kita sudah sering dengar dengan “perbedaan adalah berkah”. Tapi tidak semuanya merupakan berkah (ini menurut saya). Seandainya semua urusan dalam Islam selalu mengalami perbedaan (yang saya maksud bukan perbedaan dalam tauhid lho y..) maka kapan Islam bisa maju, karena umatnya terlalu sibuk berkutat pada perbedaan itu. Gimana ini para Pak Ustadz,,kalo begini terus, bisa-bisa “perbedaan itu adalah berkah”, disalah artikan dan ditarik kesimpulan bahwa “bersatu itu bencana”. Bakalan berabe tuh!<br /><br />Jadi perbedaan itu adalah berkah??atau bencana??Hmm…(gak kuat mikir)</div>ichsandayathttp://www.blogger.com/profile/01801610180277440454noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1846029148541137307.post-32137205783274880792007-12-17T23:50:00.000+07:002007-12-18T00:47:55.613+07:00Alkisah..<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQI2SaiJ735SpseK25EkYrrhZiy6Jp4WQkF8Hj0UjkVUAGhel1sLzUy7k-mz90FBVRh02X6vWxahgM8CsYJlpqym0Ov44CpQp0lXv6JFQUgcspaflua-w7XGin9y3_TT594r7pdwhb4oWR/s1600-h/CIGGIE2.gif"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQI2SaiJ735SpseK25EkYrrhZiy6Jp4WQkF8Hj0UjkVUAGhel1sLzUy7k-mz90FBVRh02X6vWxahgM8CsYJlpqym0Ov44CpQp0lXv6JFQUgcspaflua-w7XGin9y3_TT594r7pdwhb4oWR/s200/CIGGIE2.gif" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5144993183541285714" border="0" /></a><br /><div style="text-align: justify;">Karena saya termasuk orang yang benci asap rokok, maka sebagai postingan pertama ini saya sengaja menyuguhkan kisah mengenai benda kecil bermulut bara itu.. Mungkin sudah banyak tulisan serupa, dan tulisan ini hanya sebagai selingan saja dari tulisan lain yang berbobot gede-gede itu. Di sini tidak akan dijelaskan bahaya rokok, karena anak TK saja sudah bisa baca sendiri label di bungkusnya. Yang akan para sedherek baca di sini hanya sepenggal kisah nyata mengenai candu tersebut . Kisah yang makin meyakinkan saya kalau pilihan saya untuk tidak merokok adalah pilihan tepat.</div><p style="margin-bottom: 0cm;" align="justify">Kisah ini saya dapatkan dari ibunda saya dua minggu yang lalu ketika pulang ke rumah. Alkisah, di desa sebelah ada seorang pemuda, sebut saja mas Rambo. mas Rambo, yang berdada bidang nan gagah adalah seorang siswa di akademi militer di Jawa ini. Layaknya akademi militer, maka tentu saja akan banyak larangan, termasuk larangan membawa dan memakai benda bernama rokok. Nah, mas Rambo, yang merupakan seorang perokok memutar akal untuk menyiasati peraturan ini. Bersama-sama teman seperjuangan yang berjuang demi bisa merokok, akhirnya otak mereka yang brilian itu menemukan taktik yang jitu.</p> <p style="margin-bottom: 0cm;" align="justify">Apakah taktik jitu itu??mas rambo dan teman-teman seperjuangannya berhasil membangun sebuah <i>sarang</i> tersembunyi sebagai markas mereka untuk berkumpul dan pesta asap. Tempat itu tidak lain dan tidak bukan adalah eternit, yang mana asap akan terus membumbung ke angkasa.</p> <p style="margin-bottom: 0cm;" align="justify">Kejeniusan kecil mereka berlangsung sampai beberapa saat, sampai eternit itu dikisahkan penuh dengan puntung rokok. Suatu waktu, hembusan angin nakal membawa sebagian kecil asap rokok pulang ke bumi, sialnya, ada petugas yang membaui bau tersebut. Hanya dengan sedikit investigasi, sarang tersebut akhirnya terdeteksi. Nah, para tikus itu termasuk mas Rambo di dalamnya, kebetulan baru bernasib sial, dengan kepanikan mereka mencoba melarikan diri. Tidak disangka, eternit berkhianat, mas Rambo terjerabab terjun bebas gara-gara eternitnya jebol. Sialnya lagi, mas rambo ketika jatuhnya terkena benda keras yang saya tidak tahu apa bentuknya. </p> <p style="margin-bottom: 0cm;" align="justify">Gara-gara kejadian itu, mas Rambo dipulangkan. Bukan karena diskors, tapi benar-benar dipulangkan menghadap Yang Maha Kuasa. Dikisahkan pula, bahwa ayahanda rambo ini telah meninggal, dan sebagai anak pertama yang berasal dari keluarga kekurangan, dia merupakan kebanggaan sang ibu. Bagaimana perasaan sang bunda ketika anak kebanggaannya pulang dibungkus kafan karena jadi tikus. </p> <p style="margin-bottom: 0cm;" align="justify">Kisah ini benar-benar kisah nyata, dengan hanya sedikit sekali perubahan, sebagai bahan pelajaran bagi saya, sampeyan, kalian. Sekali lagi saya tegaskan, asap rokok benar-benar bisa membunuh orang! </p>ichsandayathttp://www.blogger.com/profile/01801610180277440454noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-1846029148541137307.post-21369154444464957452007-12-13T23:14:00.000+07:002007-12-17T22:49:49.307+07:00baru launching mas,mbak...<p style="margin-bottom: 0cm;" align="justify">Begawan, kata serapan dari bahasa Sansekerta yang berarti suci. Orang pintar (mungkin seperti filsuf) yang sering dimintai pendapat dan biasanya ada di balik sosok raja. Di Indonesia mungkin yang pantas disebut begawan hanya Soeharto, bukan karena suci, tapi pikir saja sendiri. Saya bukan orang pintar, juga bukan orang suci seperti arti kata begawan. Saya hanya anak ingusan yang bermain-main dengan kata begawan,,yang pengen jadi begawan, si orang pinter nan suci itu. Walaupun mungkin, nanti isinya bakalan tidak karuan dan tidak ada ilmunya, yang pastinya akan membuat jelek kata begawan. Sebagai perkenalan, orang yang mengaku-aku begawan ini seperti ini...</p> <p style="margin-bottom: 0cm;"><b>Tidak suka asap rokok</b></p> <p style="margin-bottom: 0cm;" align="justify">Saya tidak membenci pabrik rokok, pun petani tembakau, karena mereka cari duit, yang saya benci itu asap rokok, termasuk mungkin perokok (yang bakar duit). Saya tidak peduli akan kesehatan para perokok, tapi saya peduli dengan kesehatan pribadi dan orang-orang senasib dengan saya. Yang saya minta cuma toleransi dari para smoker itu. Terserah mereka mau merokok sepuluh batang dalam 10 menit atau makan nikotin (kalau bisa!) asal ditempat dimana saya tidak ada. Seandainya ada rokok tanpa asap, saya tidak akan protes, silakan merokok sepuasnya di kamar saya.</p> <p style="margin-bottom: 0cm;" align="justify"><b>Suka terlihat berantakan</b></p> <p style="margin-bottom: 0cm;" align="justify">Yang satu ini mungkin kebalikan dari masa kecil saya, dulu, pada zaman-zaman SD, saya tidak akan mau sekolah sebelum rambut saya sudah rapi sepenuhnya. Lain dulu lain sekarang, sekarang saya akan merasa nyaman, PD, dan merasa layaknya super star ketika rambut saya agak <i>awul-awulan, </i>dan ada yang menutupi <i>bathuk</i>. Juga ditambah dress code serba hitam yang menambah gelap kulit saya. Layaknya ibunda baik yang lain, ibunda sang begawan ini sering protes juga, apalagi kalau beliau pengen ngajak saya <i>kondangan</i>. </p> <p style="margin-bottom: 0cm;" align="justify"><b>Tentang cewek pakai rok</b></p> <p style="margin-bottom: 0cm;" align="justify">Bukanya pikiran kotor atau apa, tapi saya memang suka melihat perempuan yang memakai rok, entah panjang atau pendek, tapi bukan mini Perempuan yang pakai rok itu selalu mengingatkan saya akan tipe feminim impian saya, yang makin hari makin susah dijumpai (begawan kok mikirin cewek!), dan pokoknya terlihat cewek buanget, perempuan banget, yang pantas saya <i>empu-</i>kan. Mungkin kapan-kapan akan ada gerakan <i>rokinisasi, </i>hasil buah pikir dari sang begawan.</p> <p style="margin-bottom: 0cm;" align="justify">Yang lain seperti hobi atau apalah sesuatu yang gak penting lainnya tidak bakalan saya ungkap, toh namanya juga gak penting.</p>ichsandayathttp://www.blogger.com/profile/01801610180277440454noreply@blogger.com0