ocehanbegawan
Sekedar kumpulan coretan yang berisi prasangka, persepsi, dan asumsi semata terhadap dunia sekeliling saya.
Minggu, 27 November 2016
Tujuh Tahun Kemudian
2016, selama tujuh tahun ini saya masih mengakui bahwa ocehanbegawan.blogspot.com ini adalah blog milik saya, karenanya info keberadaan blog ini belum dihapus di bio twitter saya @ichsandayat . Butuh usaha yang cukup menuntut kesabaran untuk mengorek dan menemukan kembali akun ini sehingga bisa masuk dan menulis kembali di sini. Tidak seperti akun facebook masa lampau yang selalu memberikan kejutan betapa "anu"nya kita, akun blog berasa lebih bijak dalam mempermalukan kita. Pun akun ini, setelah saya baca keseluruhan isi nya, tidak banyak yang bisa membuat saya malu, kecuali isi tulisannya yang memang "ga ada apa-apanya".
Tujuh tahun berlalu, dan saya berhasil memegang kembali dashboard akun ini, lalu apa? Sementara, saya hanya akan menginformasikan update kehidupan saya. Ya, hanya ini yang bisa diberikan otak saya saat ini. Saya berhasil lulus dari kampus hijau di Solo di tahun 2013, dengan dikurangi angka 2007, berarti butuh kurang lebih 5,5 tahun *tidak mau dibilang 6 th* untuk menyelesaikan studi. Bukan hanya gara-gara skripsi yang membuat saya mengulur-ngulur waktu untuk lulus, tapi ada beberapa urusan personal yang bahkan saya tidak bisa cerita ke ibu saya kala itu. Alasan yang sering saya gunakan dan cukup membuat kepala tegak hanyalah, "banyak proyek dosen, jadinya lalai nyelesein skripsi".
Setelah lulus, saya bekerja di sebuah perusahaan retail yang bermarkas di Jakarta, kota yang dulunya saya selalu bilang, "ga mau kerja di sana" karena keruwetannya yang kesohor di beritakan media. Ketika banyak teman saya jadi melebar setelah bekerja, hal itu tidak berlaku bagi saya. Tidak banyak yang berubah dari perawakan saya, masih kurus, cuma kata orang sekarang lebih bersih dan terawat (*berarti dulu buluk kali ya). Saya masih suka baca Komik, buku peristiwa sejarah / fiksi sejarah, main ke museum / situs-situs bersejarah, nonton anime dan tokusatsu, serta JKT 48. Ya, saya masih seperti dulu.
Sudah menikah, Mas?
Selasa, 05 Mei 2009
antara kopi, bangun pagi, dan munculnya anak rajin

Kamis, 02 April 2009
tribute to hapeku

Kamis, 19 Maret 2009
ihsan

Sekedar pemberitahuan, nama lengkap saya Ichsan Nur Hidayat ; Ichsan (ihsan) : baik; nur :cahaya; hidayat : petunjuk. Jadi “kasarane” maksud bapak-ibuk saya ngasih nama ke saya itu supaya bisa menjadi “cahaya petunjuk yang baik”..weleh…weleh..dan pertanyaannya bener banget “ihsan (ini panggilan saya) kamu ngerasa gak?”..%$^#&*
Kamis, 12 Maret 2009
Pemilu, ku, mu, nya

Membaca kompas kemarin atau kalo gak ya kemarinnya, ada wacana yang mempertanyakan sebenarnya “untuk siapa pemilu kali ini”. Pertanyaan yang menurut saya PAS sekali, ditengah apatisnya saya dan mungkin anda. Untuk kasus saya, caleg tidak ada yang kenal (jangan2 gara-gara autis kemaren!), tahunya cuma caleg luar daerah yang mempunyai strategi kampanye luar biasa efektif dengan masuk TV dan diulas banyak kalangan, yaitu caleg2 yang NYOLONG MOTOR, caleg-caleg yang jadi BANDAR NARKOBA, dan sejenisnya.
Setelah bosen melihat caleg, iseng-iseng melihat baliho-baliho partai, hmm…ada “partainya” Bu Anu, ada “partainya” Pak Anu, ada “partainya” Pak Fulan, ada “partainya” Bu Fulanah, dan perusahaan partai sejenisnya. malahan jangan-jangan sudah ada yang nyiapin pewaris.he2.. Yang paling membuat saya super jengah terhadap para partai dan para caleg adalah seringnya bawa-bawa foto beliau-beliau yang telah wafat, mungkinkah gak pede dengan kemampuan sendiri, hingga harus pinjam kekuatan dunia lain. Saya pernah ngobrol-ngobrol dengan teman masalah partai yang menjual “dunia lain” itu, ada yang jawab mungkin; visinya sama, atau semangatnya sama. Ada juga teman saya yang bilang, Hmm..bullshit,,
Gedung dewan, ada apa di sana? ada petugas kebersihan yang mengaku sering menyapu “sarung pisang” di kala pagi. Yah, khusnudzon aja, pak2 (jamak) dewan baru pada belajar jadi sales kondom, atau baru ada agenda rapat serius mengenai “keamanan” dan “kenyamanan” kondom. Pokokke khusnudzon aja. Ada berita korupsi? Udah bukan berita. Jadi no comment aja.
Dulu, pernah terjadi jaman dimana Indonesia masih gaptek, pernah terjadi jaman dimana saya dan orang-orang semangat nyanyi “pemilihan umum telah memanggil kita/s’luruh rakyat menyambut gembira”,,
*bukan bermaksud meng-compare kan dulu dan sekarang, tapi “posisi keberadaan('nya')”
Sabtu, 28 Februari 2009
Squidward

Squidward, seperti namanya, squid, ikan cumi-cumi (termasuk ikan gak sih?). Makhluk ini merupakan salah satu karakter dalam kisah Spongebob, kartun nickelodeon yang selalu setia menjadi teman minum kopi saya setiap pagi. Saya teringat dia karena secara tidak terduga semalam hp saya menampilkan tulisan yang intinya menanyakan ”gimana sih caranya menutup diri ?”. Pertanyaan ini boleh dibilang tidak aneh dialamatkan pada saya yang saya sadari memang mengindikasikan hal itu, dan setelah saya tanyakan kepada si empunya sms dia juga berpendapat serupa (huhu..), padahal ada yang kayaknya lebih aneh (he2..).
Terus, apa hubungannnya dengan Squidward??hmm..gak ada sih, cuma squidward itu..
a. sedikit mempunyai aktivitas yang memberikan kesenangan
b. emosi dingin, afek mendatar, dan tidak peduli
c. hampir selalu memilih aktivitas yang dilakukan sendiri
d. tidak mempunyai teman dekat atau hubungan pribadi yang akrab
lha sialnya...setiap kali nonton si tentakel maen film, kok kayaknya ngerasa mirip aja. DAN ditambah lagi, 4 poin di atas adalah 4 dari 10 poin yang tercantum dalam ”pedoman penggolongan dan diagnosis gangguan jiwa” dengan kode F60.1, yaitu gangguan kepribadian skizoid, yang untuk diagnosis dibutuhkan paling sedikit 3 dari 10 poin itu (ini ”ngepek” lho...nggak ngarang).weleh..weleh..”gak nyangka bisa curhat”.. (ntah sejak kapan saya jadi suka kata ’weleh’nya Kak Seto, he2..), jadi intinya, gak ada intinya, Cuma pengen ngasih tahu aja kalo psikologi tu asik. Dimana bagian ngasih taunya??ya ada.
Yang terakhir, sebagai calon begawan, jadi ya ber”wejang”, gak usah deh kepengen jadi orang tertutup, serius gak enak, pasti nyesek banget!! Itu kutukan,,lebih baik menolong saya keluar dari kutukan itu..
Minggu, 01 Februari 2009
barang haram katanya

Sekarang ini, MUI baru sibuk kesana-kemari untuk menjelaskan mengenai 2 fatwa barunya yang cukup mengundang kontrofersi, fatwa MENGHARAMKAN ROKOK, dan fatwa MENGHARAMKAN GOLPUT dalam pemilu. Karena di tembok kamar saya ada tulisan “free smoke area” dan di monitor computer saya ada sticker “no smoking”, maka saya lebih tertarik dengan diharamkannya rokok, yang setahu saya dulu masih makhruh. Keputusan MUI ini dibumbui dengan teriakan KOMNAS anak, yang menginginkan adanya larangan iklan rokok di media, khususnya televisi , yang padahal sebagian besar orangtua di
Tidak bisa dipungkiri bahwa kita selalu serba salah jika sudah berurusan dengan benda menyala ini, mau anti 100% nanti kita tidak bias nonton bola, nanti jarang ada event music, nanti ribuan pekerja di pabrik-pabrik rokok nganggur, dan nanti-nanti yang lain. Peraturan pemerintah yang mengatur masalah rokok pun tempat-tempat bebas asap rokok telah ada, namun juga tidak kuasa menghadapi keperkasaan candu ini. Dalam kereta prameks (prambanan ekspres_jogja-solo), yang jadi primadona transportasi saya, di stasiunnya, di masjid, di dalam KAMPUS, semua tidak bisa tidak ada asap rokok.
Ngomongin rokok di areal pendidikan, saya jadi ingat salah satu reality show “John Pantau” di sebuah stasiun TV yang kebetulan saya pas nonton. Jadi ceritanya si John sidak ke sebuah SMA gitu, terus di temani salah satu siswi
Jadi, sekali lagi, tidak bias dipungkiri, bahwa rokok sudah ada sebelum saya, yang nulis ini, atau anda yang baca ini, lahir mak-cenger kedunia. Jadi, kalo dibuat fatwa itu ntah siapa yang mau dengar, wong para kyai2 di Pondok2
Jadi, barang haram katanya??entahlah.
*gambar kulo undhuh saking www.quittobaccoindonesia.net