Minggu, 27 November 2016

Tujuh Tahun Kemudian

2009, adalah tahun terakhir kali saya membuka blog ini, dan itupun cuma ada beberapa post super ga penting dan kacangan. Berawal dari demam blogspot dan wordpress di tahun 2007, saya sebagai anak baru gedhe pengikut aliran kebanyakan berusaha ikut meramaikan jagat blogpshere yang ternyata hanya bertahan selama 2 tahun saja.  

2016, selama tujuh tahun ini saya masih mengakui bahwa ocehanbegawan.blogspot.com ini adalah blog milik saya, karenanya info keberadaan blog ini belum dihapus di bio twitter saya @ichsandayat . Butuh usaha yang cukup menuntut kesabaran untuk mengorek dan menemukan kembali akun ini sehingga bisa masuk dan menulis kembali di sini. Tidak seperti akun facebook masa lampau yang selalu memberikan kejutan betapa "anu"nya kita, akun blog berasa lebih bijak dalam mempermalukan kita. Pun akun ini, setelah saya baca keseluruhan isi nya, tidak banyak yang bisa membuat saya malu, kecuali isi tulisannya yang memang "ga ada apa-apanya".

Tujuh tahun berlalu, dan saya berhasil memegang kembali dashboard akun ini, lalu apa? Sementara, saya hanya akan menginformasikan update kehidupan saya. Ya, hanya ini yang bisa diberikan otak saya saat ini. Saya berhasil lulus dari kampus hijau di Solo di tahun 2013, dengan dikurangi angka 2007, berarti butuh kurang lebih 5,5 tahun *tidak mau dibilang 6 th* untuk menyelesaikan studi. Bukan hanya gara-gara skripsi yang membuat saya mengulur-ngulur waktu untuk lulus, tapi ada beberapa urusan personal yang bahkan saya tidak bisa cerita ke ibu saya kala itu. Alasan yang sering saya gunakan dan cukup membuat kepala tegak hanyalah, "banyak proyek dosen, jadinya lalai nyelesein skripsi".

Setelah lulus, saya bekerja di sebuah perusahaan retail yang bermarkas di Jakarta, kota yang dulunya saya selalu bilang, "ga mau kerja di sana" karena keruwetannya yang kesohor di beritakan media. Ketika banyak teman saya jadi melebar setelah bekerja, hal itu tidak berlaku bagi saya. Tidak banyak yang berubah dari perawakan saya, masih kurus, cuma kata orang sekarang lebih bersih dan terawat (*berarti dulu buluk kali ya). Saya masih suka baca Komik, buku peristiwa sejarah / fiksi sejarah, main ke museum / situs-situs bersejarah, nonton anime dan tokusatsu, serta JKT 48. Ya, saya masih seperti dulu.

Sudah menikah, Mas?  

Selasa, 05 Mei 2009

antara kopi, bangun pagi, dan munculnya anak rajin

Antara kopi, bangun pagi, dan anak rajin, korelasi seperti apakah yang menghubungkan antara ketiganya? Bagaimana bentuk korelasi tersebut? Dengan rumus apa pengetesan hipotesis dilakukan? (jdug..dipukul temen2 yang belum lulus statistik (^.^v).

Sekali lagi, antara kopi dan bangun pagi, ada apakah gerangan dengan dua jenis barang/makhluk yang berlainan dimensi itu? Mungkin karena ngopi, gak bisa tidur, begadang semaleman, terus gak bisa bangun pagi. Mungkin karena ngopi, maka mata melotot sampai pagi, langsung tidur siang, jadi gak punya waktu untuk bangun pagi.

Motivasi bangun pagi, kembali ketemu kata pagi. Sebenarnya apa yang menarik dengan pagi? Waktu yang enak buat berfikir (jawaban orang bener), waktu yang ngebetein karena harus diteriakin nyokap buat bangun (jawaban orang males). Satu yang perlu diingat, entah “quote” dari siapa, entah stereotip itu muncul darimana, entah siapa yang mempercayai, ada anggapan aneh yang intinya ‘orang yang bangun pagi adalah orang yang rajin, orang yang pinter, blablabla.., dan berlaku sebaliknya, orang yang selalu kesiangan adalah orang males, orang goblog, orang idiot, orang moron, blablabla..’ .Sungguh TErlalu………..sungguh teganya……

Hmm..kopi bagi gue (sumpah lidah kelu bilang “gue”), merupakan salah satu motivasi buat bangun pagi (ingat! Pagi gw ama elu mungkin beda, bahkan mungkin jauh beda). Walaupun sama sekali bukan penikmat kopi yang merelakan duitnya buat beli kopi dari campuran kotoran luwak, namun menikmati kopi apa aja di pagi hari merupakan sensasi yang luar biasa di tiap hari gue. Nah, karena kebiasaan bangun pagi (ingat, pagi gw……) maka orang2 yang pernah idup ama gue sering memberikan stereotip yang salah pada gue, masa’ gue dibilang ANAK RAJIN-lah, ANAK PINTER-lah, ANAK BAEK-lah, dan semacamnya.

Masalahnya muncul ketika pas hari biasa (maksudnya gak punya tugas darurat) gue gak punya alasan buat bangun pagi, yaitu pas kopi abis, atau pas air abis. Seperti hamper dua minggu ini, air di kamar gue kosong, persediaan kopi pun di-utang temen2 gak jelas di kosan gue, jadilah gue selalu bangun siang (ingat!siang gw ama elu mungkin beda!), nah jadilah gue sebagai anak males, anak tukang tidur, anak yang selalu acak adul, dan semacamnya.

Berdasarkan uraian yang panjang, melelahkan, nan tidak bernilai tersebut, bisa disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kopi, bangun pagi, dan munculnya anak rajin. Pesan terakhir, jangan pernah tertipu dengan orang yang mengaku ataupun diakui sebagai anak rajin, hanya gara-gara dia bangun pagi. Sungguh!itu adalah anggapan yang bodoh dan menyesatkan. Demikian dari gue, kurang lebihnya mohon maaf, wabillahitoufiq wal hidayah..wassalamu’alaikum warahmatullohi wabarokatuh.

Akhirnya bisa membuka lembaran hitam busuk ini lagi, kangen juga ternyata, hagh2..

Kamis, 02 April 2009

tribute to hapeku


Hape?benda mirip walkie talkie ini mengalami perkembangan yang amat pesat. Dari yang dulunya segede batu bata, sampai yang sekarang dipencet tombolnya aja susah, dari dulu yang harganya mulai jutaan, sampai sekarang cuma satu sembilan sembilan ribu. Sebagai homo sapien yang hidup di dunia modern, hape berhukum sunnah muakad untuk ditenteng kemanapun, bahkan ke kamar mandi sekalipun (he..ini sampelnya di kosan saya). Yup..benda kecil mirip walkie talkie ini sudah lebih dari sekedar alat komunikasi.

Jika kebanyakan orang membicarakan hape terbaru, dengan bejibun macam fitur ciamiknya (bahkan ibuk2 yang taunya cuma sms dan telpon-pun beli hape yang teknologinya diluar batas pengetahuannya..), disini dengan sangat rendah hati saya cuma kepengen pamer hape saya. Motorola C381, ada yang tahu??ha..itu hape jadul yang saya beli pas akhir2 kelas satu SMA, sekitar tahun 2005-an. Benda inilah yang sampai sekarang tarus menguntit-ti saya, yang mengirimkan lidah saya kepada teman-teman saya, yang dulu telah mengenalkan saya akan indahnya masa SMA (wow..), pokoknya soulmate pisan! Dengan semakin murahnya tarif gprs dari provider, sekarang hape super jadul dengan GPRS .10 inipun cukup ciamik buat dijadi-in modem internet, apalagi akhir tahun 2008 kemaren si _IM3 ngeluncurin pulsa GPRS, 5 ribu perak buat 250 menit, weleh..berasa gak salah pilih pasangan. Andai ibu peri merubahnya jadi manusia..halah!!!!!

Terpaksa ngeposting-in ini tulisan gak penting, karena, (satu) pengen posting, (dua) pengen mengucapkan terima kasih dan kebanggaan yang mendalam kepada hape ku itu, maafkan diriku yang selalu mengabaikan kesehatanmu, (tiga) sebagai wujud self defence mechanism karena sudah 4 tahun belum ganti hape (lho..!)

Kamis, 19 Maret 2009

ihsan

“Ternyata, ihsan itu susah. Jangankan dapet predikat ihsan, jadi muttaqin aja susah, jadi al Bir aja kaya mimpi, apalagi ihsan?kamu ngerasa gag?” Itu sms yang saya terima tadi siang, Rabu 18 Maret 2009 jam 13.50 (jam dua kurang 10 menit), pas mau sholat dzuhur, yang seharusnya 2 jam sebelumnya. Sms tadi dikirim oleh teman saya, cewek wanita, yang aktivis masjid, aktivis liqo’, dan lain sebagainya kayaknya, dan dikirimkan kepada saya, orang ranggenah ini dengan kalimat terakhir “kamu ngerasa gag?” .

Photobucket

Sekedar pemberitahuan, nama lengkap saya Ichsan Nur Hidayat ; Ichsan (ihsan) : baik; nur :cahaya; hidayat : petunjuk. Jadi “kasarane” maksud bapak-ibuk saya ngasih nama ke saya itu supaya bisa menjadi “cahaya petunjuk yang baik”..weleh…weleh..dan pertanyaannya bener banget “ihsan (ini panggilan saya) kamu ngerasa gak?”..%$^#&*

Kamis, 12 Maret 2009

Pemilu, ku, mu, nya


Dulu, jaman-jaman Indonesia masih gaptek ( “jaman baheula” maksudnya) ada mars pemilu yang nyampe sekarangan masih cukup terngiang di telinga saya. Pemilu 2009 kayaknya juga ada marsnya, hanya saja gak pernah dengar, gak ada yang ngedengerin juga. Kembali ke jaman Indonesia masih gaptek, salah satu lirik pemilu dulu yang saya inget bunyinya gini “pemilihan umum telah memanggil kita/s’luruh rakyat menyambut gembira..”blablabla..dst.(ha2..). “s’luruh rakyat menyambut gembira”, sebuah kalimat yang mengisyaratkan adanya PESTA RAKYAT.

Membaca kompas kemarin atau kalo gak ya kemarinnya, ada wacana yang mempertanyakan sebenarnya “untuk siapa pemilu kali ini”. Pertanyaan yang menurut saya PAS sekali, ditengah apatisnya saya dan mungkin anda. Untuk kasus saya, caleg tidak ada yang kenal (jangan2 gara-gara autis kemaren!), tahunya cuma caleg luar daerah yang mempunyai strategi kampanye luar biasa efektif dengan masuk TV dan diulas banyak kalangan, yaitu caleg2 yang NYOLONG MOTOR, caleg-caleg yang jadi BANDAR NARKOBA, dan sejenisnya.

Setelah bosen melihat caleg, iseng-iseng melihat baliho-baliho partai, hmm…ada “partainya” Bu Anu, ada “partainya” Pak Anu, ada “partainya” Pak Fulan, ada “partainya” Bu Fulanah, dan perusahaan partai sejenisnya. malahan jangan-jangan sudah ada yang nyiapin pewaris.he2.. Yang paling membuat saya super jengah terhadap para partai dan para caleg adalah seringnya bawa-bawa foto beliau-beliau yang telah wafat, mungkinkah gak pede dengan kemampuan sendiri, hingga harus pinjam kekuatan dunia lain. Saya pernah ngobrol-ngobrol dengan teman masalah partai yang menjual “dunia lain” itu, ada yang jawab mungkin; visinya sama, atau semangatnya sama. Ada juga teman saya yang bilang, Hmm..bullshit,,

Gedung dewan, ada apa di sana? ada petugas kebersihan yang mengaku sering menyapu “sarung pisang” di kala pagi. Yah, khusnudzon aja, pak2 (jamak) dewan baru pada belajar jadi sales kondom, atau baru ada agenda rapat serius mengenai “keamanan” dan “kenyamanan” kondom. Pokokke khusnudzon aja. Ada berita korupsi? Udah bukan berita. Jadi no comment aja.

Dulu, pernah terjadi jaman dimana Indonesia masih gaptek, pernah terjadi jaman dimana saya dan orang-orang semangat nyanyi “pemilihan umum telah memanggil kita/s’luruh rakyat menyambut gembira”,,

*bukan bermaksud meng-compare kan dulu dan sekarang, tapi “posisi keberadaan('nya')”

Sabtu, 28 Februari 2009

Squidward



Squidward, seperti namanya, squid, ikan cumi-cumi (termasuk ikan gak sih?). Makhluk ini merupakan salah satu karakter dalam kisah Spongebob, kartun nickelodeon yang selalu setia menjadi teman minum kopi saya setiap pagi. Saya teringat dia karena secara tidak terduga semalam hp saya menampilkan tulisan yang intinya menanyakan ”gimana sih caranya menutup diri ?”. Pertanyaan ini boleh dibilang tidak aneh dialamatkan pada saya yang saya sadari memang mengindikasikan hal itu, dan setelah saya tanyakan kepada si empunya sms dia juga berpendapat serupa (huhu..), padahal ada yang kayaknya lebih aneh (he2..).


Terus, apa hubungannnya dengan Squidward??hmm..gak ada sih, cuma squidward itu..

a. sedikit mempunyai aktivitas yang memberikan kesenangan

b. emosi dingin, afek mendatar, dan tidak peduli

c. hampir selalu memilih aktivitas yang dilakukan sendiri

d. tidak mempunyai teman dekat atau hubungan pribadi yang akrab

lha sialnya...setiap kali nonton si tentakel maen film, kok kayaknya ngerasa mirip aja. DAN ditambah lagi, 4 poin di atas adalah 4 dari 10 poin yang tercantum dalam ”pedoman penggolongan dan diagnosis gangguan jiwa” dengan kode F60.1, yaitu gangguan kepribadian skizoid, yang untuk diagnosis dibutuhkan paling sedikit 3 dari 10 poin itu (ini ”ngepek” lho...nggak ngarang).weleh..weleh..”gak nyangka bisa curhat”.. (ntah sejak kapan saya jadi suka kata ’weleh’nya Kak Seto, he2..), jadi intinya, gak ada intinya, Cuma pengen ngasih tahu aja kalo psikologi tu asik. Dimana bagian ngasih taunya??ya ada.


Yang terakhir, sebagai calon begawan, jadi ya ber”wejang”, gak usah deh kepengen jadi orang tertutup, serius gak enak, pasti nyesek banget!! Itu kutukan,,lebih baik menolong saya keluar dari kutukan itu..

Minggu, 01 Februari 2009

barang haram katanya


Sekarang ini, MUI baru sibuk kesana-kemari untuk menjelaskan mengenai 2 fatwa barunya yang cukup mengundang kontrofersi, fatwa MENGHARAMKAN ROKOK, dan fatwa MENGHARAMKAN GOLPUT dalam pemilu. Karena di tembok kamar saya ada tulisan “free smoke area” dan di monitor computer saya ada sticker “no smoking”, maka saya lebih tertarik dengan diharamkannya rokok, yang setahu saya dulu masih makhruh. Keputusan MUI ini dibumbui dengan teriakan KOMNAS anak, yang menginginkan adanya larangan iklan rokok di media, khususnya televisi , yang padahal sebagian besar orangtua di Indonesia menemani anaknya nonton sambil menghisap sebatang rokok (serius, ini belum ada buktinya!).

Tidak bisa dipungkiri bahwa kita selalu serba salah jika sudah berurusan dengan benda menyala ini, mau anti 100% nanti kita tidak bias nonton bola, nanti jarang ada event music, nanti ribuan pekerja di pabrik-pabrik rokok nganggur, dan nanti-nanti yang lain. Peraturan pemerintah yang mengatur masalah rokok pun tempat-tempat bebas asap rokok telah ada, namun juga tidak kuasa menghadapi keperkasaan candu ini. Dalam kereta prameks (prambanan ekspres_jogja-solo), yang jadi primadona transportasi saya, di stasiunnya, di masjid, di dalam KAMPUS, semua tidak bisa tidak ada asap rokok.

Ngomongin rokok di areal pendidikan, saya jadi ingat salah satu reality show “John Pantau” di sebuah stasiun TV yang kebetulan saya pas nonton. Jadi ceritanya si John sidak ke sebuah SMA gitu, terus di temani salah satu siswi sana berkeliling. Nah, ternyata ditemui banyak guru ataupun karyawan yang dengan enaknya ngerokok, baik di kelas maupun ruangan lain. Ada seorang guru di lab yang sedang merokok, ketika ditanya ngeles sambil cengengesan kira2 bilang gini “ini kan bukan ruang kelas, kalo di kelas ya saya tidak merokok”, padahal jaman saya SMA dulu, laboratorium ya dibuat praktek, yang termasuk kegiatan belajar, jadi ya ruang kelas, ntah jaman sekarang. Acara si John sidak di sekolah itu akhirnya berakhir dengan munculnya seorang ibu Guru teladan yang memarahi si John dan acaranya.

Jadi, sekali lagi, tidak bias dipungkiri, bahwa rokok sudah ada sebelum saya, yang nulis ini, atau anda yang baca ini, lahir mak-cenger kedunia. Jadi, kalo dibuat fatwa itu ntah siapa yang mau dengar, wong para kyai2 di Pondok2 sana juga konsumen setianya. Namun, menurut saya, dengan menggelindingnya berbagai macam opini mengenai rokok ini, diharapkan banyak para atasan (ntah pemerintah, direktur2 perusahaan, rumah sakit, dll_yang jelas orang2 atas, yang punya pengaruh) yang mau sadar, atau berinisiatif,. Sadar bukan untuk tidak merokok, tapi menyediakan ruang untuk para perokok (buat para pemilik gedung), dan berinisiatif, bagaimana mengefektifkan peraturan pemerintah tentang rokok yang telah ada (buat siapa lagi ni..), mungkin dibuat unit khusus patroli rokok di tempat umum (he2..). Kalau ada yang lupa atau belum tahu, selain perda2 di tiap daerah, kita itu punya yang namanya “Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 19 tahun 2003 Tentang Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan”, dimana salah satu pasalnya, 22, menyebutkan “tempat umum, sarana kesehatan, tempat kerja dan tempat yang secara spesifik sebagai tempat proses belajar mengajar, arena kegiatan anak, tempat ibadah dan angkutan umum dinyatakan sebagai kawasan tanpa rokok”. Yah..untuk lebih lengkap akan pasal2 sebelum dan sesudahnya kalau mau ya Googling aja sendiri.

Jadi, barang haram katanya??entahlah.


*gambar kulo undhuh saking www.quittobaccoindonesia.net